Kamis, 04 Mei 2017

Perempuan (lagi)

Suatu saat, dia bertanya pada saya: "Bagaimana caranya menjadi perempuan? Aku ingin jadi perempuan"



Yassalam... mungkin dia perutnya sedang kembung karena kebanyakan minum air putih anget engga pakai es. Makanya kepalanya mungkin ikutan kembung, jadi kehilangan setengah kesadarannya.

Pada saat itu, saya membaca pesannya dengan mata kriyep-kriyep. Ini indikasi bahwa saya merasa tertohok. Bagaimana tidak? dia bertanya tentang ke-perempuan-an pada saya yang sebenarnya saya ini adalah jelmaan dari pria *lhoh!!!!* *Tidakkkkkk* *mengais-ngais tanah*


Saya jawab, "Emm"...

Seratus abad kemudian, masih tidak ada respon darinya.... Waduh, saya mulai khawatir... sepertinya dia serius. Serius pingsan. Saya takut karena saya tidak menjawab, dia akan frustasi, dan overdosis kebanyakan makan kue cubit. Ini sangat memilukan.

Saya mengalah dan akhirnya menjawab, "Sesungguhnya, akupun masih belajar, mari kita belajar sama-sama!!! Yayyyy"

Masih tidak ada tanggapan...

Hufttt.. baiklah. Saya mengalah lagi... kali ini saya tidak akan bermain api atau akan mendapati satu nyawa menjadi korban kue cubit.
"Bahwa kita (perempuan) alangkah baiknya mempelajari kisah dari empat wanita yang djamin dengan surga. Ialah Maryam binti Imran, Khadijah binti Khawailid, Fatimah Az Zahra binti Rasulullah, dan Asiyah istri Fir'aun. Bahwa sebenarnya kita (perempuan) sudah diberikan kisah dari empat sosok ini untuk dijadikan pelajaran. Khususnya point tentang mengapa mereka bisa dijamin surga oleh Allah, kemudian kita bisa memilih mau 'menjadi' siapa untuk diterapkan di zaman modern ini. (daaannnn seterusnya. Cukup sampai ini saja yang di post disini, karena yang seterusnya itu adalah buah pemikiran saya yang sotoy dan banyak mudharatnya. Jadi, mari belajar jadi perempuan dari mereka.)"



Semalam, listrik di tempat si dia yang saya ceritakan sedari tadi sedang mati, agaknya dia butuh menggerakkan tangannya. Lalu dia melakukan game "you on my mind" wakakaka apaaa yaa saya lupa lah nama gamenya, kurang lebihnya begitu. Dan taraaaa... saya dibuatkan ini oleh dia dalam hitungan detik(?)... She was talented, isn't it? *setidaknya saya nggak kelihatan kurus krempeng kering, makanya dia saya puji-puji*


0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact