Rabu, 30 Juni 2021

Ingatan itu selalu Menyiksa

"Ohh gitu"
"Eh..."
"Iya iya..."
"Paham sih"

Kalimat-kalimat itu saja yang bisa saya lontarkan ketika mendengar seseorang bercerita tentang rumah tangganya. Saya, tak sampai hati. Saya yang sesama wanita, ikut menangis bersamanya. Ahhh... kesalahannya sudah bercerita kepada saya.

Ketulusannya, dikhianati oleh pasangannya. Bukan, bukan... dia tak gampang bercerita kepada setiap orang, hanya saya. Itupun karena ada benang merah diantara kami yang menjadikan alasan dia menceritakannya kepada saya.

"Dia selalu minta maaf padaku. Tapi tiap kali aku sudah memaafkannya, Allah menunjukkan kembali kesalahan yang sama darinya walau sudah berusaha ia tutupi dariku. Porak poranda lagi hatiku" dia terisak-isak.
"Dia kira, aku sudah 'selesai' hanya dengan memaafkannya, padahal dia tidak tahu bahwa memaafkan bukan sepenuhnya lupa akan luka itu. Aku sekuat tenaga untuk sembuh... sekuat tenaga sampai rasanya hampir gila. Aku melanjutkan pernikahanku, tapi aku tersiksa dengan ingatanku sendiri. Ingatan akan kesalahannya yang sering melintas di benakku ketika melihat wajahnya. Ehhh belum beres aku berusaha, dia sudah melakukan kesalahan yang sama." lanjutnya.

"Mon, aku harus bagaimana?"

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact