Senin, 05 Desember 2016

The Alchemist

Beberapa waktu lalu saya meminta tolong kepada ibu saya untuk mencarikan sebuah buku di tumpukan dalam kardus yang ada di rumah. Saya membutuhkan kembali buku tersebut untuk belajar. Saya agak lupa-lupa ingat dengan judul bukunya, karena yang saya butuhkan hanya part-part didalam buku tersebut. Maka saya sebutkan saja ciri-ciri yang tersisa pada remahan ingatan saya. Karena Ibu saya tidak punya banyak waktu untuk memilah-milah buku-buku yang saya maksud, alhasil yang judulnya menggunakan bahasa asing dikirimlah semua ke Jogja. Dan tererengggg... terbawalah buku satu ini “The Alchemist”.


Buku ini pemberian salah seorang teman SMA sebagai kado ulang tahun saya yang ke-17 kala itu. Sebenarnya ada fakta yang menyedihkan pada diri saya, ketika saya selesai membaca buku, lalu menyimpannya kembali ke rak, beberapa lama kemudian (ketika saya melihat buku itu lagi) kemungkinan saya akan menghabiskan beberapa detik untuk berusaha mengingat kembali isi buku yang pernah saya baca, lalu bertanya “ini buku ngomongin apa yak?” Lupa. Oh Allah... saya lebih suka mengimajinasikan isi-isi dalam buku-buku yang pernah saya baca dengan kata-kata saya sendiri dan sepahamnya saya, yang seperti ini lebih lama melekat di ingatan saya. Ketimbang harus didikte dengan si penulis buku.

Tapi ketika melihat buku ini kembali... aturan yang biasa saya pakai berubah seperti ultraman ketika mendeteksi ada ancaman dari monster, hehe. Khusus buku ini, saya ingat seingat-ingatnya.

Saya yang sebenarnya bukan tipe penikmat novel, ehhh tau-tau sudah dua novel Paulo Coelho yang saya baca. Yang pertama ya The Alchemist *modal dikasih temen* ini, dan yang kedua By the River Piedra I Sat Down and Wept *modal dipinjemin temen* *ya ampyunnn*.

Pada The Alchemist, setiap kata dari buku ini seperti mengajarkan sesuatu. Setiap kalimat dari buku ini adalah kutipan favorit saya. Buku ini mengajarkan untuk mendengarkan dan mengikuti kata hati. Bahwa sesuatu atau seseorang yang betul-betul mencintai kita tidak akan menjadi penghalang kita untuk meraih mimpi-mimpi. Karena ketika kita menginginkan sesuatu dan terus berusaha, alam semesta akan mendukung kita untuk mencapainya. The Alchemist juga mengingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi sudah ada yang mengatur, mengajarkan untuk melepaskan yang memang sudah jalannya untuk dilepaskan.. karena satu kata yaitu “Maktub” yang berarti “It is written”. 
It is indeed a life changing book!!! But, the holy Qur'an is the most life changing book dong yaaa hehe







Related Posts:

  • Salah Install Perasaan Bagaimana kita bisa menghentikan perasaan yang terlanjur salah install? Jawabannya mudah: Mulailah detik ini juga menekan tombol "cancel". Kemudian … Read More
  • Langit part 3 "kadang kita bosan dengan kebosanan kita ingin keluar ingin lari ingin pergi jauh ingin teriak lalu beranjak tapi kemudian kita hanya kembali ke tit… Read More
  • Langit part 1 Namanya Langit, hari ini dia pergi ke ibukota. Disana dia bertemu Heather Taylor, perempuan UK yang ramah dan menyenangkan, Heather banyak menceritak… Read More
  • Langit part 2 "Kau pernah bilang, tak perlu membedakan, selamat datang dan selamat jalan. Semuanya tersirat dalam lambaian tangan". Tulis Langit pada bukunya. Lan… Read More
  • Mahalnya Hati yang Bersih             Kali ini saya mau berbagi cerita yang agak sedikit rada serius. Ehem uhuk, jadi begini… *benerin jilb… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact