Minggu, 12 Februari 2017

Menjadi Penawar

Beberapa waktu lalu saya terlibat obrolan dengan seseorang, mengenai 2 hal berlawanan yang selalu datangnya bersamaan. Mengkhawatirkan bagaimana jika pekerjaan kita itu sebenarnya hasil dari penderitaan orang lain. Misalnya tukang tambal ban yak... Lhah kalau kita jadi tukang tambal ban, berarti harus ada orang yang kesusahan dulu dengan bannya yang bocor baru kita bisa dapat rezeki.



Terus pada suatu saat saya pernah diundang untuk sharing, waktu itu ada salah seorang yang nanya “Mbak, kenapa penyakit malas selalu ada?” tanyanya.

Lalu saya jawab, “Untuk menciptakan lapangan pekerjaan buat orang-orang yang rajin. Ada motivator, ada delivery service, ada laundry, ada jasa pembuatan ijazah palsu, dll.” *Astagfirullah!!! Jagalah perempuan satu ini dari lisannya ya Allah. Hiks* *yakali gue tau siapa yang pertama kali mencetuskan penyakit malas. Hiks*


Lhoh, iya nggak sih? Jawaban saya bener kann, iya kan? *siap-siap pisau untuk yang berani jawab engga*. Yang saya pahami bahwa, sesungguhnya segala sesuatu Allah jadikan berpasang-pasangan, meliputi dua hal yang berbeda namun berhubungan dan dua hal yang berbeda namun berlawanan. Bingung ya? Sama hehe. Maka dari itu ada yang berlawanan seperti awal dan akhir, hidup dan mati, dunia dan akhirat, nyata dan ghaib, laki-laki dan perempuan, ruh dan jasad, otak dan hati, tangan kaki telinga mata kanan dan kiri. Lalu ada yang berhubungan seperti ilmu dan pengetahuan, iman dan taqwa, akhlaq dan sifat.

Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. QS. Al-A’raaf : 026.


Allah pasti mendatangkan ‘sakit’ dan ‘penawarnya’. Jadi semoga kita menjadi salah satu penawar itu, ya. Semoga ketika menjadi tukang tambal ban pun, bukan menjadi tukang tambal ban yang doanya “Ya Allah hamba mohon rezeki, semoga banyak yang datang kesini karena bannya bocor.” Hehe jangan... Kita ubah doa kita bermula dari niat kita ya.. mungkin bisa “Ya Allah, semoga pekerjaan dan ilmu hamba dapat menolong orang lain yang membutuhkan, meringankan kesusahannya, menghapus kesedihannya.” Begitu?



Jadi sini, ban siapa yang mau ditambal? *senyum bidadari sambil kedip-kedip*

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact