Minggu, 25 Desember 2016

To Be A Good Patner

Sebaik baik pasangan adalah partner dalam melakukan kebaikan. Good partner tidak hanya berlaku pada pasangan, tapi teman bahkan keluarga. Peran dari partner itu mengajak kepada kebaikan, mengingatkan bila ada yang terlewat, meringankan bila ada yang berat, menasehati bila ada yang menyimpang. Sekuat apapun manusia bisa bertahan hidup sendiri, pastilah tidak akan sekuat dibanding dengan mereka yang berpartner.

Kesolihan itu tidak akan menjadi manis bila dinikmati sendirian maka solih menyolihkan itu jauh lebih indah. Hidup itu ibarat virus yang saling meng-influence atau mempengaruhi sesamanya. Permasalahan yang seringkali dihadapi adalah siapkah diri kita menjadi virus baik tersebut? Atau, siapkah partner kita menerima ajakan kebaikan kita? Jangan sampai kita baik selaku partner maupun pihak yang mengajak tidak siap dan justru meninggikan hati yang berbuah kesombongan.

Masalah yang seringkali muncul dalam berpartner adalah ketika hubungan sudah semakin dekat maka perasaan meremehkan akan tumbuh sehingga cenderung menyepelekan sebuah nasihat atau ajakan dari orang terdekat yang kita miliki. Pernahkah kau mengalami menjadi pihak yang disepelekan? Betapa sakitnya ketika kita telah berusaha mengajak kebaikan bahkan lebih dahulu menyampaikan, tapi dia lebih mendengarkan dari orang lain. Boleh jadi cara atau waktu kita yang tidak tepat. Pelajaran berharga bagi kita, jangan pernah meremehkan orang terdekat yang telah rela menjadi partner kita. Jika demikian maka bersiaplah untuk kehilangan partner terdekat.

Lihatlah ke dalam diri kita sendiri, apakah kita sudah layak disebut baik dengan perilaku meremehkan? Sudah pantaskah kita disebut partner yang baik? Ketika diri menjadi pribadi sombong dan meremehkan orang lain terlebih kepada orang terdekat maka akan banyak informasi yang terlewatkan. Kerugian justru terletak pada diri kita dan perilaku seperti ini hanya akan menyakiti partner kita. Seni berkomunikasi adalah selalu menghargai apapun informasi yang disampaikan meskipun sebenarnya telah kita ketahui sebelumnya.

Sedih sekali, jika diri ini tidak bisa berbagi hanya karena terlalu sering meremehkan atau diremehkan bahkan mengabaikan atau diabaikan. Sejatinya tidak pernah ditemui kebahagiaan jika kita tidak mampu berbagi padahal kita memiliki banyak sekali informasi. Astagfirullah, semoga kelak bisa menjadi partner yang lebih baik dan menemukan partner yang lebih baik pula, ya kita semua.
Aamiin :)

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact