Rabu, 21 Desember 2016

Surat Seorang Ibu dari Masa Depan

Nak, seperti nasehat Luqman pada anaknya, dunia ini layaknya lautan yang dalam, banyak manusia yang karam di dalamnya. Maka cukuplah iman, takwa, dan tawakkal pada Allah akan menyelamatkanmu darinya.

Nak, dunia ini fana belaka, sedangkan akhirat sebenar-benar tempat berpulang. Ibu tidak sebijak Luqman, tidak semulia Maryam binti Imran, tidak sewibawa Khadijah binti Khuwailid, tidak sehebat wanita-wanita yang nama mereka abadi di atas perkamen sejarah. Tapi bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya, duhai anakku. Agar kau senantiasa bertumbuh dan tangguh, setangguh anak beranak Ibrahim-Ismail yang kecintaannya pada Allah membuat mereka mampu mengorbankan apapun, agar kau setangguh Musa yang demi menegakkan yang haq berpantang takut pada tirani, setangguh Nuh dan Daud yang sedikitpun iman mereka tak luntur karena cobaan dan ujian.

Bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya, duhai anakku. Agar kau senantiasa bertumbuh dan tangguh, setangguh Umar Bin Khattab, pemimpin yang adil lagi tegas, namun rasa takutnya pada Allah membuatnya mudah berurai air mata, setangguh Khalid bin Walid, komandan hebat yang atas izin Allah satu kalipun tak pernah kalah di medan perang, namun posisi dan jabatan tak merubah sedikitpun perjuangannya membela agama Allah, agar kau setangguh Muhammad Al fatih, sebaik-baik komandan, yang berpantang menyerah mewujudkan bitsah Rasulullah. Agar Kau setangguh Shalahuddin Al Ayyubi yang rela meninggalkan semua kesenangan belaka lalu dengan gagah berani menumpas musuh-musuh Allah.

Ah, anakku, Bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya. Agar kau senantiasa bertumbuh dan tangguh meneladani junjungan kita, Muhammad bin Abdullah, yang demi Allah tak ada lagi manusia yang lebih baik darinya.
Anakku sayang, Ibu sejak lama menyukai langit ciptaan Allah, filosofinya, serta segala hal yang ada di dalamnya. Bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya, maka kuberi kau nama Langit, agar siapapun yang memanggilmu akan mengingatkan mereka pada Tuhan kita Yang Maha Tinggi. Karena langit dan segala isinya selalu mampu membuat Ibu jatuh cinta pada-Nya, karena Ibu ingin siapapun yang memandangmu akan menemukan ketenangan, agar kau bisa memberi inspirasi pada siapa saja, dan agar kau selalu merendahkan hatimu serendah-rendahnya, karena bukankah di atas langit masih ada langit, duhai anakku? Bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya, agar kelak akhlakmu tinggi melangit, meneladani junjungan kita, Muhammad bin Abdullah, yang demi Allah, tak ada lagi nanusia yang lebih baik darinya.

Bolehlah doaku untukmu melambung tinggi setinggi-tingginya, anakku. Karena Ibu ingin kau bertumbuh menjadi orang besar, yang besar hatinya menerima apapun nikmat dan ujian, yang lapang jiwanya, yang senantiasa bersabar dan bersyukur dalam kehidupan.

Ibu tidak bijak, namun bolehlah kuberikan dengan bangga hadiah pertamaku padamu, anakku, doaku yang melambung tinggi setinggi-tingginya, yang kutitipkan pada namamu. Semoga Allah kabulkan doa-doa Ibu.



22 Desember 2016
Calon Ibumu, si ibu obsesif kompulsif, yang teramat galau, karena masih banyak buku yang harus dia baca (tapi kantuk menyerang) untuk ujiannya hari ini demi menyediakan masa depan untukmu

Selamat hari Ibu!!! Setiap hari!!! :)

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact