Rumah memang selalu punya
magnet tersendiri bagi penghuni-penghuni yang dilahirkan didalamnya. Tidak
peduli kemarin lusa kamu sudah berlama-lama di rumah, tapi hari ini mendadak
sangat merindukannya lagi. Tapi saya curiga sih, mungkin bukan rumahnya yang bikin
rindu, melainkan orang-orang di dalamnya dan segala kenangannya, keributannya,
bahkan debu-debu yang menempel di mejanya bisa sangat membuatmu rindu haha.
Perantauan mengajarkan
kemandirian dan tentunya kerinduan. Masa kecil yang sekarang hanya bisa menari
di awang. Jika dulu sewaktu kecil, ingin sekali segera menjadi dewasa dengan
dalih bisa melakukan apa saja tanpa perlu izin dan mandiri. Ternyata, setelah
tiba di masa dewasa seperti ini ekspresinya “Ohh.. begini toh rasanya jadi
dewasa. Ribet ya.. kompleks ya..” Karena hal tersakit sewaktu kanak-kanak dulu
hanya sebatas jatuh berdarah karena berlari kemudian menangis
sekencang-kencangnya tanpa rasa malu. Lukanya hanya sebatas lecet di lutut yang
dua atau tiga hari sudah mengering, lalu bisa dibuat kembali berlari. Semenjak dewasa,
sakit itu menjadi berubah, tangis pun berbeda. Sakit tak berwujud ternyata
lebih pedih, menangis dengan tersenyum ternyata lebih mengiris. Entahlah...
kepura-puraan macam apa yang orang dewasa perankan, mereka selalu bilang “All
is well”, bohong... semua tidak sebaik-baik saja seperti ucapan mereka.
Begitulah cerita betapa
menyenangkan menjadi kanak-kanak. Sekarang, memang sudah waktunya mendewasa.
Jadi, selamat menjadi dewasa!!!
Jangan lupa senyumnya, ya. Biar
makin manis seperti gula-gula yang sering kita temui di pasar malam J
0 komentar:
Posting Komentar