Kamis, 01 Desember 2016

Gravitasi

Suatu hari, hujan jatuh dari langit. Lalu aku bertanya pada ibu, kenapa hujan jatuh ke bumi?
Kata ibu, hujan jatuh ke bumi karena bumi punya gravitasi. Aku mengerutkan kening, saat itu ‘gravitasi’ seperti nama makhluk luar angkasa yang asing bagiku. Panjang lebar ibu menjelaskan padaku tentang apa itu gravitasi. Aku sedikit bingung, tapi kuangguk-anggukkan kepalaku.
Bumi punya gravitasi karena bumi istimewa, katanya lagi. Jika benar demikian, bangga sekali rasanya bisa tinggal di bumi yang istimewa, pikirku.
Suatu saat, kakiku tersandung sebuah batu yang terpendam separuh di tanah, lalu aku jatuh. Aku menangis kencang sampai ibuku bingung bagaimana cara membuatku diam.
“Gravitasi menyakitkan, jika kita jatuh di tempat yang salah.” kata ibu sambil mengelus-elus kepalaku yang mulai tenang.
***
Hari ini, gavitasi kembali mengantarkan hujan ke bumi, tepat dua puluh tahun setelah aku tahu apa itu ‘gravitasi’ dan bagaimana ia bekerja. Dan beberapa saat yang lalu, ada sebuah gravitasi yang sangat besar dan kuat. Aku jatuh, kali ini tanpa tangisan yang kencang.
Sekarang aku mengerti, bahwa bumi tak hanya punya satu gravitasi, tapi dua. Ia menjatuhkanku ke tanah suatu ketika, dan menjatuhanku pada yang lain.
Mungkin ini yang dikatakan oleh ibuku dulu. Bahwa jika aku telah jatuh di tempat yang benar, tidak akan terasa menyakitkan.
Kepada bumiku, akulah hujan yang tak pernah bosan jatuh ke arahmu.
Di derasnya hujan pagi hari
Yogyakarta, 2 Desember '16

Sudah menjadi fitrah manusia untuk condong dan mencari hal-hal yang membuat tentram hati dan hidupnya. Yang membedakan, kadang ada yang menjadi ketentramannya adalah hal-hal duniawi, ada pula yang ketentramannya berbau hal-hal setelah kehidupan di dunia yang fana ini. Maka, sudah pastilah setiap orang akan jatuh pada ‘gravitasi’ masing-masing. Apapun itu. Termasuk gravitasi yang membuat hati kita jatuh pada satu jalan ketentraman. Maka hari ini, jika hati kita belum jatuh pada gravitasi yang sama, janganlah saling menyakiti. Sekali lagi, tiap orang punya gravitasinya masing-masing. Mungkin kebetulan, ribuan mereka yang sedang berkumpul disana, 'jatuh' pada gravitasi yang sama J
Photo from @fandyaris's instagram

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact