Selasa, 25 Oktober 2016

Iguana dalam Pigura

“Kakek, aku mau lihat kebun binatang.”
Kakek mengusap butiran peluh di keningnya, tenaganya terkuras setelah berkeliling kebun binatang seharian. Apapun akan ia lakukan untuk cucu kesayangannya, bahkan jika ia harus menguras seluruh tabungannya seperti hari ini.
“Ini namanya Panda. Gembrot mirip Ikhsan.”  ledek kakek. Ikhsan terbahak, matanya terus memelototi Panda besar yang menurutnya lebih mirip kasur dari pada dirinya. Ini pertama kalinya ia melihat Panda. Sepertinya enak ditiduri, pikirnya.
“Kalau yang ini namanya apa kek?” Ikhsan menunjuk sebuah hewan melata yang baginya terlihat seram. “Itu iguana,” jawab kakek.
“Serem ya kek. Sama seremnya kayak ular dan kadal.” Ikhsan tak pernah suka hewan melata.
“Siapa bilang iguana seram.. banyak yang suka sama iguana lho San.” jelas kakek. Mata Ikhsan terbelalak seolah sedang mengambil alih mulutnya untuk bertanya kok bisa kek?
“Karena iguana unik, dan jumlahnya tidak sebanyak ular dan kadal. Dia juga ramah pada manusia,”
Iksan mengangguk, tapi masih juga belum mengerti. “San, kamu mau jadi seperti iguana? Menjadi manusia unik nan ramah dan disukai banyak orang?”
Lagi-lagi Ikhsan mengangguk. Di atas tempat tidur, Ikhsan mengusap-usap kedua kakinya yang hanya separuh. Sebuah truk besar mematahkan keduanya saat ia berusia tiga tahun.  Kakek memengang tangan Ikhsan, menghentikan gerakan tangan cucunya. “Setiap orang punya kekurangan dan kelebihan masing-masing San. Ikhsan pintar mengaji, banyak teman-teman ikhsan yang minta diajarin ngaji. Itu kelebihan yang tidak semua orang punya. Ikhsan dan iguana mungkin sama-sama tidak bisa berlari kencang seperti yang lain, tapi karena kalian unik, banyak yang akan mencari.”
“Makasih ya kek, kakek mau pergi ke kebun binatang dan memotretkan binatang-binatang itu untuk Ikhsan. Ikhsan seneng banget bisa lihat kebun binatang, biarpun cuma lewat foto.” Ikhsan merangkul tubuh kakek, satu-satunya keluarga yang ia  miliki di dunia ini. Kini badannya mulai ringkih. Dagingnya menipis dimakan usia.
“Aku mau pasang foto iguananya di pigura kek. Nanti kalau aku udah besar, aku mau pelihara Iguana. Boleh kan?”


0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact