Rabu, 21 September 2016

The Living Qur'an

Pada suatu sore, tersebutlah dua orang anak manusia. Virzha (4,5 tahun), dan seorang perempuan yang baru ditemuinya pagi harinya, dan selanjutnya ia panggil Tante tersebut. Mereka terlibat percakapan yang agaknya serius sore hari itu...

***


Virzha: Kalau Allah terbuat dari apa? *dia diam sejenak, lalu menegaskan kembali keingintahuannya* Kalau setan kan dari api, kalau Allah terbuat dari apa tante?

Tante X: *pengen pura-pura matik rasanya* *mengulur-ulur waktu menjawab sambil elus-elus rambutnya*

Virzha: *Sepertinya Virzha paham dengan gelagat tante X tersebut, dia pun bilang* Besok kita cari tau lagi, ya?

Tante X: Eh? Sekarang aja cari taunya. Kalo menurut Virzha apa? *Si tante X mencoba menstimulasi cara berpikir dari bocah tersebut. (alibi sih ini -_- padahal nggak bisa jawab palingan)*

Virzha: Yang membuat bunga sama ayam?

Tante X: Benerrr.. pinter. Terus? 

Virzha: *diam* *mengerjap-kerjapkan matanya*

Tante X: Kalo Bunda bikin es krim buat Virzha, kira-kira Virzha tau es krim dibuat pake bahan-bahan apa aja nggak(?) kecuali kalo bunda ngasih tau...

Virzha: *geleng-geleng*

Tante X: Ya begitu juga penciptaan syaithan dari api, malaikat dari cahaya dan manusia dari tanah, kita tau karena diberi tau oleh yang menciptakannya, yaitu Allah. Sedangkan Allah nggak pernah kasih tau Dia sendiri terbuat dari apa, selain menjelaskan bahwa Dia ada dengan sendirinya dan Dia-lah yang menciptakan segalanya.

Virzha: Kenapa Allah nggak ngasih tau ya, Te?

Tante X: *untung sayang. Coba engga, udah masuk perut nih ini bocah karena dimakan -_- * Hehehehe. Virzha katanya punya rahasia ya kan? Tante juga nyimpen rahasia hehe. Kita manusia aja punya rahasia, masa Allah, yang nyiptain manusia gak punya. Pasti rahasia Allah lebih dahsyat daripada rahasianya Virzha dan Tante. Dan hanya orang-orang yang udah dekeettt bangeet aja kan biasanya yang tahu rahasia kita. Begitu juga Allah. Cuma orang-orang yang dekeett dan rajin berinteraksi dengan Quran kitab yang dikasih Allah aja yang bakal dikasih tau dikit-dikit rahasia Allah. Jadi kalo Virzha pengen dikasih tau rahasia Allah harus(?)

Virzha: Ngaji?

Tante X: Betolll sekalee hehe

Virzha: *angguk-angguk* Allah nggak bisa meninggal ya Tante(?) Kenapa nggak bisa meninggal?

Tante X: Kan tadi kalo kita mau tau rahasia-rahasia Allah, kita baca Qur’an ya.. Ayo kita cari jawabannya di Qur’an yah... *singkat cerita, kala itu si Tante X membaca & menyelami tafsir Al-Baqarah: 255 lalu diceritakan kembali kepada Virzha. Maafkan tante X yang masih kurang ilmu ya, Nak -_- *

Virzha: *jeda sebentar* *pegang boneka* Tante, kenapa kodoknya tante warna hijau? Nggak pink aja tante?

Tante X: (*^$*)&%#@@&() *sinyal ilang, karena gantung diri di pohon cabe*



***

Ada pelajaran baru yang saya dapatkan dalam sebuah kajian akhir pekan lalu dan kebetulan pas sekali dengan buku yang juga sedang saya baca pada pekan tersebut. Mengenai Al-Qur'an.
Dewasa ini, kita sering mendapati fenomena alam/sains, lalu kita kuatkan dengan isi pada Al-Qur'an. Padahal pola berpikir yang seperti itu agaknya kurang tepat. Pola berpikir seperti itu dapat menimbulkan kesalahan berpikir bahwa kebenaran Al-Qur'an itu relatif. Padahal kebenaran Al-Qur'an bersifat mutlak. Tak ada keraguan di dalamnya.
Semestinya jika berbicara tentang Al-Qur'an, menjadikan kita melihat bahwa kemanapun kita hadapkan wajah kita, disitulah kita melihat ayat Allah. Bukan mengait-ngaitkan Al-Qur'an agar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau tren pemikiran. Yang demikian ini bukan kontesktual, tetapi tabrir al-waqi'.

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact