Senin, 18 Juli 2016

Uhmmm

Seringkali yang kita butuhkan hanyalah bersyukur atas kekurangan dan ketidakmampuan yang kita miliki, darinya kita belajar terus menerus.
Saat ingin bahagia, sebenarnya cukup dengan tidak membandingkan apapun.
Yang kelihatannya baik-baik di dunia belum tentu keren di akhirat. Yang hidupnya mulus-mulus di instagram, belum tentu kenceng amalannya.
Kadang-kadang kita hanya menyisihkan waktu untuk akhirat dan memilih menghabiskan waktu mengedit foto unyu dan main candy crush. Kita?? Huehe mungkin saya doang.
Istigfar, saya bolehlah biasa-biasa saja di dunia, mirip lengkoas diantara tumpukan rendang. Tapi rasanya, hidup akan sia-sia kalau akhirat juga di-anaktiri-kan. Lalu apa yang bisa dibanggakan?
Pengen bikin Allah terkesan, pengen diinget terus sama Allah.
Jadi, hidup itu adalah tentang memilih prioritas, ya kan?

*Ditulis saat-saat dimana flu sedang melanda, yang datangnya tiba-tiba* *meler-meler* *usap-usap ingus*

Related Posts:

  • Diuji Nasehat Sendiri "Menasehati bukan berarti kita sudah sepenuhnya benar atau dosa kita lebih sedikit dari yang kita nasehati. Menasehati adalah cermin sekaligus pe… Read More
  • Gravitasi Suatu hari, hujan jatuh dari langit. Lalu aku bertanya pada ibu, kenapa hujan jatuh ke bumi? Kata ibu, hujan jatuh ke bumi karena bumi punya gravit… Read More
  • Catcall dan Dilema Muslimah Jadi, akhir pekan lalu saya menghadiri acara seorang teman di Semarang. Sepulang dari acara tersebut, saya mampir dulu ke rumah seorang teman yang l… Read More
  • Ikat-Terikat Orang bilang menyambung tali silaturahim itu membuka pintu rezeki. Ya, saya percaya, tapi lebih dari itu kebutuhan untuk saling menyapa, berkunjung … Read More
  • Children There was something warm flowing in my heart when they called me "Teh". Then by the time I left and came back again to meet them, they didn't … Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact