Rabu, 20 Juli 2016

RADANG

Ibarat penyakit, kalau yang diserang adalah organ vital, semisal otak, jantung, ginjal, dsb, tentu potensi melemahkannya akan jauh lebih besar ketimbang ketika yang diserang adalah organ lain. Contoh: radang. Radang kalau yang diserang adalah tenggorokan (faringitis), mungkin kita merasa biasa-biasa saja. “Ah, paling bentar juga sembuh.” Tapi jika peradangannya menyerang selaput otak (meningitis), bahkan mendengar namanya saja mungkin kita sudah merasa ngeri.
Seperti itulah kemaksiatan.
Kemaksiatan yang dilakukan oleh seorang rakyat jelata, tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan pemimpinnya.
Kemaksiatan seorang sipil, tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan panglimanya.
Kemaksiatan seorang anak, tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan orangtuanya.
Kemaksiatan seorang anggota dan simpatisan, tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan mas'ulnya.
Kemaksiatan seorang mad'u, tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan murabbi (guru)nya.
Kemaksiatan seorang yang jahil (bodoh), tentu efek merusaknya tak sebesar kemaksiatan seorang ‘alim yang menjadi tempat banyak orang bertanya.
Terlebih jika kemaksiatan-kemaksiatan itu dilakukan terang-terangan, tanpa sadar, tanpa merasa bersalah. Astaghfirullaah, na'udzubillaahi min dzaalik.
Oleh sebab itu, perhatikan dimana posisi kita, sebagai apa kita saat ini. Jangan sampai tertundanya kemenangan, kepayahan besar yang kita alami, terjungkal-jungkalnya langkah kita, ternyata karena ulah kita sendiri.


Lebih parahnya, kita melakukan itu tanpa kita sadari. Merasa sedang membangun, padahal hakikatnya merobohkan. Merasa sedang memperbaiki, padahal hakikatnya merusakkan. Merasa sedang mengokohkan, padahal hakikatnya melemahkan. Merasa sedang mempersatukan, padahal hakikatnya menceraiberaikan.

Lebih jeli menilai diri. Kenalilah dirimu sendiri, sebelum engkau banyak menilai orang lain. Pahamilah dirimu sendiri, sebelum orang lain lebih banyak paham tentang dirimu.

Allaahumma 'arifni nafsii… Ya Allaah, kenalkanlah aku pada diriku sendiri… (Lanina L.)

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact