Minggu, 03 Juli 2016

Matahari dan Angin

Pada suatu hari, matahari dan angin bertengkar untuk menentukan siapa yang lebih kuat. kemudian si angin berkata,

“saya akan buktikan bahwa saya yang terkuat. kau lihat lelaki tua disana dengan jaketnya? Saya bertaruh kalau saya mampu melepaskan jaketnya lebih cepat dibandingkan yang kau lakukan.”

maka sang matahari pindah ke belakang si awan, kemudian sang angin meniup kencang hampir seperti tornado, namun semakin keras dia meniup, semakin erat lelaki tua itu mencengkeram jubahnya ke tubuhnya.

akhirnya, sang angin menjadi tenang dan menyerah, kemudian sang matahari muncul dari balik awan dan tersenyum ramah pada lelaki tua itu. kini, si lelaki tua menyeka alisnya dan menanggalkan jaketnya. sang matahari kemudian mengatakan pada angin bahwa keramahan dan kelembutan selalu lebih kuat daripada kekuatan dan kemarahan.

Matahari bisa membuat lelaki tua itu menanggalkan jaketnya lebih cepat daripada angin; dan kebaikan hati, pendekatan ramah dan penghargaan dapat membuat orang mengubah pikirannya lebih cepat daripada semua gertakan dan serangan di dunia ini.

ingatlah apa yang dikatakan Abraham Lincoln:

“Setetes madu menangkap lebih banyak lalat daripada segalon empedu.”

jadi, mulailah hari ini dengan cara yang ramah :)

Related Posts:

  • Doa Sebenarnya saya penasaran, apakah doa manusia (selain saya) itu buaaaanyak juga seperti doa saya? Seperti banyaknya permintaan saya ke Allah? Andai … Read More
  • RADANG Ibarat penyakit, kalau yang diserang adalah organ vital, semisal otak, jantung, ginjal, dsb, tentu potensi melemahkannya akan jauh lebih besar ketim… Read More
  • Uhmmm Seringkali yang kita butuhkan hanyalah bersyukur atas kekurangan dan ketidakmampuan yang kita miliki, darinya kita belajar terus menerus. Saat ingin… Read More
  • Kamu, Maunya Apa? Saya mengenal salah seorang kakak, kami satu almamater (cuma beda fakultas). Beliau leader pertama saya di organisasi internal kampus, orang yang l… Read More
  • Terlalu Cuek Jika ada yang bertanya kenapa aku memilih jalan yang terlampau mandiri sebagai seorang perempuan, menampik tangan-tangan yang diulurkan ‘sementara’,… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact