Kamis, 16 Juni 2016

Versus

Kendatipun hidup adalah pilihan (dan semua orang bebas memilih) saya masih belum siuman dan sadar sepenuhnya dari kebingungan. Saya bingung atas pilihan sebagian orang untuk memilih menjalakan hidup menjadi sosok yang sinis, eksotis, dan "disegani".

Jikapun semua orang bebas memilih, lalu mengapa semua orang tidak memilih untuk menjadi pribadi yang murah senyum, lucu, dan bikin kangen seperti saya ini ??! #ngikikikikik.... ya ampunnn

Kalau ada orang sinis dan jauh dari kesan ramah, saya sering berspekulasi macam-macam; 
dia banyak hutang? 
Hidupnya tidak bahagia?
Dia membujang sampai tua?
Dia belum mandi?
Dia tidak pernah makan brokoli goreng *yang enaknya tumpe tumpee*?
Dia kebelet pipis?
Dia sariawan?
Dia giginya tidak rapi dan kuning?
Waktu SD matematikanya tidak pernah 100?
Dia tidak punya teman?

Bila jawabannya ya, wajar hidupnya sinis.

Saya pikir, orang sinis adalah cerita lama dari dongeng sebelum tidur. Hanya muncul sebagai pengimbang alur cerita. Karena coba bayangin, kurang seru jika ada Cinderella kalau tidak ada ibu tiri, putri tanpa nenek lampir (?) Si bawang putih tanpa bawang merah, dan gula tanpa merica (?)

Tapi, ternyata di luar cerita edisi happily ever after itu, orang sinis memang banyak berkeliaran di dunia ini. Dan itu mengingatkan saya pada seseorang yang mengeluarkan saya dari kelas matematika dengan tidak terhormat. HA HA HA hufttt.

Pada akhirnya......semua orang akan berpisah. Yang tinggal menetap hanya sebatas "kesan".
Lalu lalu, saya pernah mendengar dialog Tapasha saat Icha meninggal. Kurang lebih seperti ini, "Setiap orang yang pergi dari dunia ini, yang dia tinggalkan pada orang-orang hanyalah kenangannya saja ketika masih hidup." Begitu... siapa Tapasha? Siapa Icha? Apa pula ada mereka di tulisan saya (?) Oh itu lhoh, mereka pemain di sinema india yang lagi ngehits di kalangan ibu-ibu. Iya iya.. ibu saya, suka sekali. Saya cuma ikut nonton aja, tiap hari gitu ikutnya nonton #lhoh!!

Jadi, Apa yang mereka ingat dari diri kita?

Related Posts:

  • Bukan Permainan Langit sedang manis-manisnya. Kulihat awan itu menyerupai tubuh anak-anak. Mereka sedang bermain ular naga panjang. Berputar-putar sambil bernyanyi.… Read More
  • Untuk Adikku... 10 Februari... Yeayyy ini hari lahir adik semata wayang saya hehe. Dan saya memang begitu mudah lupa hal-hal seperti itu, ini untung ada alarm remin… Read More
  • Ngaji yuk! Menarik nih, hasil riset Universitas Al-Azhar menyatakan bahwa membaca Al-Quran dapat meningkatkan kinerja otak dan mempertajam ingatan sampai 80%. … Read More
  • Tentang Ukhti dan Perempuan Biasa “Dia ukhty?”“Dia cewek biasa, bukan ukhty” Pernah saya berseloroh, "Memang itu dilihat dari mananya?" Mereka hanya terkekeh menghadapi saya sebagai… Read More
  • Pendidikan adalah Hak Segala Bangsa A : kak, aku bingung kak mau lanjut kuliah apa engga Mona : lho lanjut dong sayaang A : Katanya kuliah susah kak Mona : Dijalani dulu, engga ad… Read More

2 komentar:

  1. "Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi."


    ini title blog mu bener ga sih bukan seharusnya


    "Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Bukan pun ahli, mari saling berbagi."


    coba dibaca lagi

    BalasHapus

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact