Senin, 08 Februari 2016

Pendidikan adalah Hak Segala Bangsa

A : kak, aku bingung kak mau lanjut kuliah apa engga
Mona : lho lanjut dong sayaang
A : Katanya kuliah susah kak
Mona : Dijalani dulu, engga ada yang susah kok selagi kita mau berusaha. 
A : habisnya kak, kata bapak ibu denger dari orang-orang di desaku gini kak ‘gek ngopo kuliah, wes angel, larang, metu yo sik durung mesti oleh kerjo. Rekoso men.’ (Buat apa kuliah, sudah susah, mahal, keluar-keluar juga belum tentu dapat kerja. Menderita sekali).
Mona : (mulai susah jawab) 
Ririn : bilang ke bapak ibu, aku pengen kuliah pengen belajar, berusaha jadi orang yang berguna bermanfaat. Memangnya kalau nggak kuliah juga langsung menjamin dapat kerja, pak bu? Kerjapun aku harus mulai dari bawah sekali, kalau aku kuliah apa ngga mengangkat nama baiknya bapak sama ibu?
A : (diam)

***
Pak X : Mbak si B ini pengen sekali lanjut sekolah, saya justru dikasih tau sama kakak saya.
Mona : terus kenapa ngga lanjut pak? 
Pak X : ya ini masih saya bantuin cari uang untuk lanjut sekolahnya. Saya mau carikan yang murah saja mbak tapi rata-rata sekarang 200ribuan perbulan. Masih berat mbak.
Mona : (Ya Allah itu uang saku saya…)

***
Mona : dek kemana aja kok jarang ikut les?
C : bantuin bapak mbak
Mona : bantuin apa?
C : nguli mbak
Mona : oalah nggak capek? (Ini pertanyaan bodo)
C : ya mau gimana mbak
Mona : Eh gimana-gimana, pertanyaannya mbak masih sama nih kaya yang lain, habis ini mau lanjut sekolah ngga?
C : ngga tahu mbak, kayanya kerja aja bisa dapet duit.
Mona : ngga pengen sekolah emang?
C : pengen tapi butuh uang mbak….

***
Andai saya bisa menyelamatkan semua oraaaang…

Hhhhh, program kerja dan project-project berbau sosial membawa saya mengerti ada banyak anak Indonesia di luar sana yang berhak mengenyam pendidikan lebih tinggi didasari semangat dan potensi mereka. Hal ini juga membawa saya terseret pada pusaran rasa bersalah; salah jika saya tahu, salah jika saya bersinggungan, tapi saya diam saja tak berbuat apa apa! Saya harus melakukan sesuatu, sekecil apapun. Meski yang paling lemah, doa sekalipun. Berdoa di masa depan, beberapa tahun lagi atau kelak…Tuhan memercayakan rezeki lewat saya, lewat kita, untuk membantu mereka-mereka ini.
Kembali masalah finansial dan mindset sebagian besar masyarakat menengah ke bawah adalah kendala bagi kelanjutan jenjang pendidikan formal untuk anak-anak mereka.
Kuliah dan sekolah memang bukan segalanya, bukan satu-satunya tempat menimba ilmu. Tapi penting! Saya percaya, pendidikan formal dapat memperbaiki pola pikir, mengangkat nama baik keluarga, dan membangun masa depan meski dalam jangka panjang.
Percayalah, kamu…kita…yang masih mengeluh dengan tetek bengek sekolah dan perkuliahan, ada ratusan bahkan ribuan anak Indonesia di luar sana yang ingin berada di tempat ini. Duduk manis mendengarkan dosen/guru bicara. Ah ada banyak di luar sana yang harus disambi jualan kue, ternak, jadi kuli, tukang sampah untuk menyambung ‘goresan-goresan ide mereka’.
Semangat! Bersyukur.
Ada baiknya lebihan rezeki yang dibuat safari kafe, ngebranding diri dari atas sampe bawah, dialihin sedikit buat bantu mereka mereka ini. Sebab kesenjangan semakin lama semakin takterasa karena kesibukan kita untuk diri kita sendiri.
Jangan lupa, pendidikan adalah hak segala bangsa! Ingat, ada hak orang lain dalam rejeki kita :)

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact