Selasa, 23 Februari 2016

Namamu Angin

Rumput-rumput yang bergoyang di sore hari sudah tak menyimpan jawaban. Ia sebisu embun di keesokan paginya. Aku pernah meletakkan hatiku di akar rumput itu, sekedar menyimpan rahasia. Mencoba menyembunyikan masa lalu, yang gagal sembunyi.

Rahasia di antara akar itu, telah mengundang tajamnya pertanyaan, yang menjelma hujan. Beramai-ramai datang, meminta jawaban. Aku, aku tak tahu bagaimana memuaskan rasa haus keingintahuan kawanan itu. Hati yang ku simpan, kini jauh tertanam entah di mana.

Hati, hati yang di sana sudah jauh mencintai tanah, mengagumi rumput, memuja hujan. Pelan-pelan, mengikis segala rahasia. Melembabkan masa lalu yang berujung namamu. Yang berujung pertanyaan tentang kamu.

Tak usah lah lagi kau bertanya tentang dia. Rumputku masih bergoyang di sore hari. Kisahnya angin, namanya angin.

Aku, aku sudah jauh mencintai tanah…

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact