Senin, 29 Februari 2016

Aku Rindu Bau Senja di Laut-Mu

Dalam kabut pagi itu, dalam derai tawa kita yang mengiang di ruang-ruang memoriku
Aku kembali rindu
Lalu akan, di sisi pelangi, kembali kusimpul memori lalu
Kukelit berkelindan hingga ujung pelangi itu
Dan untuknya, aku tinggal menunggu hujan, berharap hujan
Hingga tetes-tetes airnya jatuh seperti kelap-kelip kembang api
seperti convety yang ditaburkan peri-peri beberapa hasta di atas kepalaku
Peri-peri yang sama, yang menaburkan bibit-bibit warna lembayung dan jingga pada awan senja.
Warna itu keluar alami dari kepak-kepak sayap mereka.
Lalu mereka terbang dari mega demi mega menyerak warna, sampai langit senja utuh, terlukis sempurna..
Terbias pada muka laut, terpantul di bola mata nelayan yang sedang melempar jala
Hmm.. lukisan senja.. disanalah..
aku kembali rindu..
pada derai tawa kita yang mengiang
pada matahari terbenam
pada awan senja
pada ombak
pada kumandang adzan yang menarik kita pulang
pada bau laut
pada permukaan laut yang menjelma setumpuk intan berkilauan..
yang sangat jelas, kulihat juga pantulan kemilaunya di bola mata kalian..

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact