Aku, kamu dan mereka pasti sering memeluk ego demikian erat. Entah untuk sebuah eksistensi atau sekedar ego yang bernama ego.
Ego itu unik. Seunik kita memperlakukannya. Entah disadari atau tidak. Kita sering bersinggungan dengan orang lain hanya karena ego.
Pernah nggak sih kita sadari? Kalau kita kadang bisa bersikap manis ketika sedang butuh. Berakrab ria ketika perlu saja. Itu menyakitkan banget lho. Seakan-akan sesuatu dianggap berarti hanya karena terpaksa. Padahal ketika semua lahir dari ketulusan, alangkah lebih manisnya.
Ah, ego. Ya manusia seperti kita memang tidak pernah lepas dari ego. Tepatnya belum bisa memanage ego dengan baik. Malah kadang ego lebih bisa mengendalikan kita. Apa pun itu, kita harus terus mencoba untuk lebih membaikkan diri lagi.
Semua akan terasa hambar kalau kita memperlakukan orang lain hanya karena kita membutuhkan mereka. Namun setelah itu, melepasnya begitu saja. Uniknya ego membuat manusia sering bertopeng. Apa yang kita lihat kadang tidak sama dengan apa yang disembunyikan di hatinya. Kebencian mungkin membuat kita menjauh tapi kebutuhan membuat kita mendekat, untuk kemudian kembali menjauh. Ayolah, hidup sejatinya bukan seperti ini. Ego adalah ego. Tapi hati tak seharusnya memeluk ego demikian erat hingga tak ada ruang tersisa untuk sebuah ketulusan.
0 komentar:
Posting Komentar