Sabtu, 26 Juli 2014

UJIAN ITU BERTINGKAT

CV yang dipakai apply


Assalamu’alaikum warahmatullah….
Alhamdulillah yah masih diberi kelancaran dan dimampukan oleh Allah di ramadhan hari ke 28 ini… 
Cerita yang saya tulis ini sebenarnya belum lama saya alami kejadiannya, masih di bulan ramadhan ini kok…
“Hidup itu layaknya kita di sekolah. Kalau mau naik kelas, ya harus melalui ujian dari guru dulu. Bedanya sama kehidupan, untuk naik tingkatan iman, dikasih ujian lah sama Allah”
Salah satu mimpi di kertas mimpi saya itu jadi penyiar radio waktu kuliah… hahaha (efek gak diturutin belajar ilmu komunikasi nih). Nah, beberapa hari lalu pas dengerin radio, ada tuh lowongan buat penyiar di salah satu station radio. Saya pikir, why should I procrastinate? …. Akhirnya, datang tuh sambil bawa CV. Ngrapiin jilbab warna coklat yang menjuntai di dada dan sesekali curi-curi pandang lihat kaca di ruangan (duileehhh dasar gadis haha). Tarurumpummmm…its time for ngobrol langsung sama managernya nih wuuhuuu…
Udah cukup ya latar belakangnya di atas… (lhoh? Kirain udah masuk inti cerita dari tadi :3 ), hehe tadi belum masuk cerita woy…
Oiya test take vocal dulu, guys…
“Bukan kami membedakan-bedakan agama, Mona. Tapi ada aturan dari pusat yang harus ditaati. Tidak ada yang berjilbab ketika bekerja di kantor ini… Silakan kalau dari luar mau berjilbab, lalu sampai kantor dilepas gapapa, waktu pulang dari kantor dipakai lagi. Intinya di dalam kantor tidak diperkenankan memakai jilbab. Bisa, Mona?,” itu kurang lebih kata-katanya beliau ketika memberikan rincian peraturan yang harus saya jalani. Terus waktu itu apa yang saya lakukan? Stay cool lah, dan tetep kasih senyum bidadari dong hahaha…
Saat itu, tanpa ragu ataupun berpikir baa bii buu dulu, saya tidak menyanggupi peraturan yang satu itu tuh diantara sederet peraturan lainnya.. (Lhoh? Terus? Gak jadi penyiar di radio ini dong? Apa kabar mimpi?) Hehe Insyallah ini sudah menjadi pilihan saya, dan semoga Allah memberkahi, sama sekali tidak ada rasa beban terhadap keputusan barusan. Tentang mimpi, ahhh atas kuasa Allah mimpi itu terwujud tidaknya, itu sih yakin saya. Toh semua usaha dijalan-Nya, ketika satu pintu tertutup, maka akan dibukakan pintu-pintu yang lain
Sempat terlintas di benak saya, “Lhah? Apa hubungannya jadi penyiar gak boleh berjilbab? Pendengar juga gak lihat.” Terus muncul lagi pikiran, “ Yaiya, kalo kita bisa buat orang berjilbab syar’i, kenapa yang lain gak bisa buat orang jadi gak berjilbab (lhoh? hehe),” Pikiran hanyalah sebatas pikiran hehe… Gak niat nyari jawaban juga sih untuk pertanyaan yang terlintas itu.

Mungkin orang-orang yang sudah mengenal saya lama, tahu perjalanan hijrah saya hingga titik yang sekarang ini. Memang belum lama, emmm baru 2,5 tahun terakhir saya meng-istiqamah-kan diri untuk berhijab syar’i. Sebenarnya tulisan saya ini ingin berbagi cerita juga tentang proses berhijrah yang memang tak semudah yang dipikirkan, kayak alasan-alasan yang seringkali saya dengar dari orang-orang yang katanya ingin berhijrah tapi terbentur ini itu. Come on guys, saya juga mengalami hal yang sama… Tapi, setelah saya menjalani prosesnya, saya sadar. Bahwa satu hal yang kita butuhkan untuk berjalan menuju Allah adalah niat yang kuat, dan istiqamah.. Saya sadar, saya masih harus banyak belajar. Banyak banyak banyakkkkk untuk hal itu, sama, seperti kalian….

Setelah dari radio itu, saya jadi ingat nasehat seorang kakak yang saya datangi dengan berderai air mata 2,5 tahun yang lalu (Duh, jadi malu kan ketahuan nangis :’) )… Saat itu lingkungan sosial saya tidak bisa menerima perubahan pada kenampakan fisik yang saya lakukan, dan terlebih lagi…orangtua saya pun menolak perubahan penampilan saya. “Mona, ujian itu bertingkat… ini baru awal. Di depan akan ada lebih banyak ujian untuk meningkatkan keimanan. Jadi, untuk apa air mata ini? Mungkin sekarang teman-teman dan kedua orangtua Mona, tidak menutup kemungkinan di dunia kerja kita akan mendapat perlakuan yang berbeda, belum lagi nanti siapa tau orangtua dari jodoh kita tidak bisa menerima penampilan kita.. Nah lhoh, apa yang mbak katakan tadi benar-benar terjadi Mona pada orang-orang lain, Naudzubillah. Bayangkan, betapa Allah selalu meningkatkan ujian kita untuk semakin dekat padaNya.” Begitu kata seorang kakak itu.

Emmm, ini ujian selanjutnya kali ya yang harus saya jalani setelah orangtua dan teman-teman saya menerima proses hijrah saya
Penerimaan di tempat lain … Jilbab ini, kehormatan bagi saya, salah satu bentuk cinta saya pada Tuhan saya dengan cara mematuhi perintahNya. Wallahualam…

“Allah menghilangkan sesuatu dari tangan tangan kita bukan berarti untuk mengambilnya, namun agar tangan kita kosong sehingga dapat menggenggam sesuatu yang lebih besar”
Wassalamu’alaikum warahmatullah

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact