Minggu, 17 September 2017

Cassini's Endless Love

Bukan Romeo-Juliet, tidak juga Song-Song Couple, bukan pula kisah cinta saya yang memilukan #hallah. Saya pernah bilang bahwa kisah cinta favorit saya adalah kisah cinta Saturnus-Cassini. Kisah cinta paling menyentuh se-Tata Surya - Cassini dan Saturnus -.


Cassini memang diciptakan untuk Saturnus. Saturnus adalah tujuannya. Dia tidak punya tujuan lain. Meskipun Saturnus, si banyak penggemar, yang cantik, yang jadi pusat perhatian se-Tata Surya, kenyataanya tidak peduli atau bahkan tidak tahu Cassini pernah ada. Cassini berangkat menuju Saturnus bulan Oktober 1997. Setelah perjalanan sangat panjang selama 7 tahun di ruang angkasa yang dingin dan hampa, ia sampai pada Saturnus pada puncak kemarau di bulan Juni 2004.

Cassini setia membersamai Saturrnus. Tak ada hal lain yang ia lakukan selain mengagumi Saturnus, memperhatikan every-single-detail, seperti apa sifatnya, bagaimana dia berputar, bagaimana ia senang atau marah, bagaimana cincin-cincinnya, bagaimana bulan-bulannya. Pengagum sejati adalah paparazzi yang ulung. Dan si paparazzi ulung itu, sudah mendapatkan lebih dari 450.000 foto Saturnus.

Lalu akhirnya pada tanggal 15 September kemarin, setelah 13 tahun yang panjang, setelah hampir 7.5 milyar kilometer perjalanan mengagumkan yang ia lalui, Cassini harus berhenti. Masanya sudah berakhir. Apalah ia, hanya logam-logam artificial berumur pendek, buatan manusia yang selalu ingin tahu segalanya itu.

Tapi siapa bilang dia berhenti mengagumi Saturnus? Dia akan menjatuhkan diri ke dalam Saturnus dan menyatu bersamanya. Untuk yang pertama dan yang terakhir. Cassini, si pecinta sejati, akan mencintai Saturnus dalam cara lain, di keabadian. Iya, ia adalah Cassini, si pengagum yang tangguh.

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact