Selasa, 23 Mei 2017

Kendalikan Dirimu(?)

Apa persamaan antara Steve Jobs, Mark Zuckerberg, dan Barrack Obrama? 
Benar, selain sama-sama orang sukses dan terkenal, disadari atau tidak, mereka adalah orang-orang yang bajunya sama terus.
Steve Jobs memakai kaos hitam dan jeans yang sama. Padahal dia sangat kaya untuk membeli berbagai macam baju dan celana.
Mark Zuckerberg selalu memakai kaos abu-abu atau biru dan blue jeansnya. Padahal dia sangat kaya dan memungkinkan untuk membeli berbagai macam pakaian yang berbeda.
Presiden Obama pun pernah bilang bahwa dia memakai baju dan jas yang sama (atau hampir sama), supaya tidak perlu memikirkan akan memilih baju apa.
Kenapa kok begitu?
Karena “memilih” itu menghamburkan energi
Research membuktikkan bahwa kalau otak kita terlalu banyak mengambil keputusan. Otak akan bingung dan kualitas keputusan malah jadi menurun.
Jadi sebaiknya banyak hal-hal rutin semakin disederhanakan, supaya hemat energi, dan energinya dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih penting.
Mulai sekarang, yuk kita sederhanakan kehidupan kita, supaya energi kita bisa lebih banyak digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan yang jauh lebih penting dari hanya sekadar memilih baju
"Hal sederhana itu lebih membahagiakan. Dan ternyata yang bahagia itu adalah hal yang sederhana"

-Dewa Eka Prayoga-


***

Saya menemukan artikel tersebut beberapa waktu lalu melalui postingan di home IG saya. It was very interesting for me. Gimana engga? They life with only things that are necessary in order to really focus on the life itself.

Saya bersyukur karena saya ini bukan tipe orang yang 'laper mata'-an. Saya juga bersyukur saya merasa engap di tempat ramai. Itu menyebabkan saya males muterin mall. Kalau ada yang ngasi saya duit lebih, saya lebih milih buat ngisi perut sih ketimbang ngisi mata. Wakakakak.

Post kali ini saya ingin curhat mengenai habits konsumtif yang kok rasa-rasanya saya lihat disekeliling saya makin ampyun.... Oh mungkin gara-gara saya ada di lingkungan orang-orang yang udah bisa 'ngasilin duit' sendiri kali ya. Mangkanya habits orang-orang kayak gitu lebih sering saya temuin ketimbang dulu. Ya Allah, lindungi hamba dari sifat ketularan konsumtif. Aamiin!!!

Kalau ada yang ngomong "Gile lu mon, dari orang-orang komsumtif ini roda perekonomian negera kita bisa jalan keleus!!!' #tsahhhh iya sih bener juga. Eee terus gimana dong? Saya sih nggak ada urusan ya sama orang-orang yang emang berlebihan duit terus mau belanja apa aja. Ya gapapa, duit-duitnya sendiri ini. Saya engga nyalahin, engga haha. Karena sifat konsumtif pun bisa jadi bermanfaat buat orang lain lhoh... Kok bisa? Bisa donggg hehe.. Jadi, buat kamu-kamu yang sudah terlanjur konsumtif dan ingin bermanfaat untuk orang lain, bisa pakai cara sortir semua barang-barang kamu, dan yang rasanya nggak pernah kamu pakai atau pakai berapa kali doang (intinya kamu mah nggak butuh-butuh amat deh) karena tadinya kamu beli itu cuma akibat kelaperan mata, dsb bisa lah ya dibagiin ke orang-orang yang lebih membutuhkan di bakti sosial atau acara-acara lain. Cukup simpan barang-barang yang kamu butuhin aja. Owning only what you need.

Saya nggak akan mengomentari komsumsi dalam jumlah banyak kalau emang dibutuhin, yang akan dikupas adalah ketika konsumsi melambung tapi sebenernya kita nggak butuh-butuh amat barang-barang itu. Ya saya rasa, owning only what we need ini bakal berujung pada hidup yang lebih terstruktur dan teratur dikemudian hari.


We buy things we don't need to impress people we don't like. Believe or not, we do it sometimes. In order to fit in modern day's society we need to own certain things because sadly people do judge a book by its cover. Because if you only wear the same clothes everyday people will think you are broke. Pikiran kebanyakan orang, hidup enak itu ya hidup dengan memiliki banyak materi. Punya rumah, mobil, tas berbagai model dan warna, dsb. Please lah... it's about how we see our lives. Karena mensyukuri hidup itu sifatnya absolut dan engga tergantung dengan berapa banyak barang yang kita punya. But still, banyak juga dari kita yang beli tas bermerk dan emang disengajain merknya dipampang biar semua orang tau. Banyak juga dari kita yang nggak sadar membeli barang karena banyak orang yang punya barang tersebut. Kita teteeep aja beli itu walaupun kita tau bakalan nggak pake barang itu. What we don't realize is this behavior can distract us. Those things that we bought are distracting us from what is essential, from life.


Mungkin ini juga nasehat buat diri saya sendiri juga ya.. buat lebih aware sama apa yang benar-benar kita butuhkan dan mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Kalaupun there are to much something in your room, coba pilah-pilah lagi, siapa tau ada orang yang lebih beneran membutuhkan ketimbang kamu. Uang yang tadinya hilang hanya karena kelaperan mata kamu, coba mulai sekarang lebih dimanfaatkan untuk hal lain yang jauh lebih penting. Come on... merdekakan diri kita dari perasaan terikat dengan materi :)

Bye... muach 





0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact