Suatu hari, ada seorang perempuan
muda yang hendak pergi ke kota sebelah menggunakan kereta antar kota. Setelah
mencari-cari tempat duduk yang menurutnya nyaman di dalam kereta, akhirnya dia
memilih duduk dengan seorang ibu paruh baya. Sebelum duduk, dia mengangguk dan
tersenyum sebagai salam izin untuk duduk.
Sedari tadi ibu itu tersenyum
sambil memperhatikan dan memandang lekat-lekat si perempuan yang sedang sibuk
menata-nata barangnya. Beberapa waktu setelahnya si perempuan baru tersadar
bahwa sedang diperhatikan. Lalu dia menoleh ke arah ibu tersebut seraya berkata,
“Hehe aduh maaf ibu. Saya berisik sekali.” sambil tersenyum dan salah tingkah. “Engga
kok haha. Engga papa, saya seneng aja lihat mbak, makanya saya lihatin.” jawab si
ibu.
“Ibu tujuannya kemana?” tanyanya
“Mau nengok anak saya di XXXXXXX
(menyebut salah satu sekolah).” jawab ibu
“Wah? Itu dekat dengan kampus
adik saya Bu. Saya juga mau nengok adik saya kesitu hehe.” Balas si perempuan
“Nanti kita bisa bareng saja ya
mbak, saya dijemput orang dari sekolah nanti.. Saya dari Palembang mbak ini
tadi. Pesawatnya tadi pagi nyampe, terus dilanjut naik kereta ini deh. Kemarin
ustadnya ngabari kalau anaknya nangis haha. Cowo lho padahal anak saya. Mungkin
kangen. Makanya saya langsung kesini. Ayahnya lagi nggak bisa ikut, jadi saya
sendirian.” Cerita si ibu.
“Jauh sekali bu sekolahnya.. dari
Palembang sampai kesini. Anaknya sendiri yang minta sekolah disini?” tanya si
perempuan dengan wajah heran.
Lalu ibu tersebut bercerita...
Sebelum memutuskan untuk
menyekolahkan anaknya di sekolah yang saat ini, ibu tersebut sempat bingung
kemana anaknya akan ia sekolahkan. Banyak sekolah-sekolah bagus. Yang
menjanjikan pengajaran agama dengan sebaik-baik metode juga sudah ada
dimana-mana. Namun selalu saja beliau dapati kabar berupa sisi tak baik dari
sekolah-sekolah tersebut. Jadilah si ibu bertambah tambah kekhawatirannya. Beliau
tak mau buah hatinya terpengaruh dengan kehidupan bebas para pemuda zaman
sekarang.
Sampai suatu ketika si Ibu ini
mantap untuk menyekolahkan anak pertamanya di salah satu sekolah berasrama
terbaik di kota yang akan kami kunjungi ini. Saat pendaftaran, beliau berjumpa
dengan seorang bapak yang juga sedang mendaftarkan anaknya. Untuk mengisi
obrolan, ibu itu bertanya kepada sang bapak, “Boleh tahu alasan Bapak
menyekolahkan anak Bapak disini?”. Si Bapak menjawab, “Pada dasarnya semua
sekolah itu baik, yang penting segala sesuatu yang masuk untuk keluarga adalah
halal dan baik. Baik rezeki secara materi maupun dalam bentuk makanan. Lalu
berdoa dengan doa Nabi Ibrahim, agar tetap kokoh jiwa ini dan buah hati dengan
sholat sebagai kekuatan andalan hariannya. Kalau rezeki halal, Allah menerima
doa hambaNya, kalau shalat baik, segala perkara juga akan baik.
Obrolan itu terasa tidak lama,
tapi ternyata sudah menghabiskan satu perjalan kota saja hehe. Sang perempuan sudah
sampai ditujuannya, sementara ibu paruh baya harus melanjutkan perjalanan
sedikit lagi ke sekolah anaknya. “Terimakasih Bu.. Salam untuk anak Ibu. Semoga
Allah memberi keselamatan pada ibu sampai pulang nanti ke rumah.” Katanya sambil
tersenyum.
Sambil melongokkan kepalanya dari
jendela mobil, ibu terserbut membalas “Iya mbak.. terimakasih juga. Senang bisa
ngobrol sama mbak. Insya Allah nanti saya sampaikan ke anak saya kalau mamanya
habis kenalan seorang kakak di kereta biar dia penasaran haha.” Ibu tersebut
terkekeh. “Assalamu’alaikum..” lanjutnya.
“Wa’alaikumsalam warahmatullah...”
jawab perempuan dengan lirihnya sambil memandang mobil yang mulai berjalan.
Lama dia termenung melihat mobil tersebut hingga hilang di tikungan. Cerita ibu
tadi membuatnya termenung dan instropeksi diri.
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” [QS. IBRAHIM 14:40]
0 komentar:
Posting Komentar