Kali ini saya mau berbagi cerita yang sedikit serius *jadi selama ini??*.Ehem uhuk, begini.. *benerin jilbab*. Saya sering mendengar dan membaca cerita tentang keajaiban Al-Qur’an. Baca dari artikel, dengar langsung dari teman, bahkan tak jarang mengalaminya sendiri. Saya percaya, tidak perlu jadi orang sholeh dulu untuk merasakan keajaiban ini, yang diperlukan hanyalah hati yang terbuka menerima kebenaran. *tsah! Saya juga yakin, anda semuanyah, suatu saat pernah kan, sedang mengalami sesuatu, kemudian membuka Al-Qur’an secara random, membaca terjemahannya. Dan jleb! Persis seperti yang sedang anda rasakan. Tuhan, Dia Yang Maha Tahu itu menjawab langsung untuk Anda melalui kalam-Nya.
Salah satu yang paling saya ingat, ketika saya akan mengikuti UAS jaman dahulu kala tanpa persiapan yang matang. Sebelum ujian saya minta didoakan pada siapa saja yang saya temui di jalan dan saya kenal agar UAS saya dapat nilai yang bagus *freak*. Dan beberapa saat setelah itu, saya membuka Al-Qur’an, dengan random, tepat pada terjemahan Q.S An Najm:39, “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,”. Maka tepat saat itu, saat Tuhan rasanya betul-betul dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher, siapa yang tidak akan menitikkan air mata? Hiks Kebetulankah?Yang jelas, saya sungguh-sungguh percaya, sehelai daun yang gugur pun tidak akan pernah gugur kecuali telah ditetapkan demikian untuknya.
Nah, dari beberapa hari yang lalu saya sedang hobi menggalau kepikiran negeri ini *sok iye*. Bagi saya, Indonesia seperti kapal yang siap karam, yang nahkodanya pusing tujuh keliling, terdapat disorientasi perjuangan yaitu perjuangan saling 'habis-menghabisi rezim'. Banyak penumpang dengan sadar atau tak sadar pelan-pelan melobangi kapal, ada penumpang yang melarang, namun lebih banyak yang tidak peduli, dan yang tidak habis pikir, ada yang melarang penumpang yang melarang penumpang lain melobangi kapal. Walau saya masih optimis beberapa penumpang masih berusaha menambal lubang. *Saya yang mana ya? Huaaaa*
Intinya, Indonesia memiliki segala macam alasan untuk Allah menurunkan azab. Saya yakin, anda lebih lancar merepeat soal masalah Indonesia daripada sekedar mengingat teks Pancasila. Karena itu semua, saya jadi teringat kisah kaum-kaum terdahulu yang Allah murka pada mereka, Allah datangkan azab dan Allah lenyapkan mereka dari muka bumi. Saya jadi begitu takut, apalagi sebatas ingatan saya, agaknya Indonesia sedang hobi-hobinya dilanda bencana (dalam artian denotasi pun konotasi).
Allah mendatangkan air bah mahadahsyat pada kaum Nuh. Menyapu seluruh manusia ingkar yang tak mau menerima kebenaran, dan hanya menyisakan beberapa orang yang beriman dalam bahtera Nuh. Allah membinasakan kaum nabi Hud (Aad) dan kaum nabi Shaleh (Tsamud) pula karena kesombonganya, perabadan mereka yang tinggi, bangunan-bangunan mereka yang megah sama sekali tak mampu menyelamatkan mereka dari murka Allah. Allah juga meratakan dengan tanah penduduk Madyan, kaum nabi Syu’aib, karena ulah culas mereka merubah-rubah takaran dan mengikuti pemimpin mereka yang zalim. Allah menjungkirbalikkan kaum Luth (Sodom) yang menyalahi fitrah dan menenggelamkan fir’aun yang lalim beserta bala tentaranya dalam Bahr Al Ahmar.
Saking kepikiran tentang kaum-kaum ini, saya sempat googling untuk merefresh ingatan lama dengan beberapa keyword seperti , “Mada’in Shaleh” dan “Petra” untuk mengecek peninggalan kaum Aad dan Tsamud, mencari tahu hubungan Kaum Luth dengan Laut Mati, juga tentang “Pompeii” dan “Vesuvius”nya, membaca artikel yang mengklaim penemuan sisa-sisa bahtera Nuh, kereta Fir’aun, dan lain-lainnya.
Dan, coba tebak? Tepat kemarin, mengikuti jadwal harian, saya tilawah juz 12. Berbeda dari biasanya, tak ada angin tak ada hujan, saya saat itu tergoda luar biasa untuk membaca terjemahan juz 12. Jujur saja, sebelumnya saya hampir tidak pernah langsung baca terjemahan jika sedang tidak ada keperluan. Hiks. Dan taukah? jika dulu pernah Allah menjawab kegalauan saya dalam 1 ayat. Kali ini Allah bercerita pada saya hampir 1 juz penuh! Juz 12 T-E-P-A-T bercerita tentang kaum-kaum terdahulu yang Allah binasakan. Persis. Runtun. Aaaaah, Allaah, rasanya Allah begitu dekat, lebih dekat daripada urat leher huks
0 komentar:
Posting Komentar