Jumat, 02 Desember 2016

Ikat-Terikat

Orang bilang menyambung tali silaturahim itu membuka pintu rezeki. Ya, saya percaya, tapi lebih dari itu kebutuhan untuk saling menyapa, berkunjung dan berjejaring bagi saya kemudian adalah kebutuhan tentang hati dan akal sehat.
Allah selalu mencoba mengingatkan saya kembali tentang makna silaturahim ini. Entah tiba-tiba seorang kakak yang sudah bertahun-tahun lost contact karena sedang memperjuangkan hidup dan mimpi masing-masing secara susah payah mencari contact adik-adiknya dan kami kembali berkomunikasi, atau seorang teman lama(?) yang mendadak muncul kembali di akun officialnya dan kebetulan apa yang terjadi padanya saat ini seperti rencana kita lalu kita saling diskusi dan bertemu kembali, atau seorang adik yang tak pernah kita anggap(?) yang mendadak menghubungi kita hanya untuk memastikan hidup kita bahagia atau tidak lalu kita membicarakan apa saja dan seringnya menertawakan diri kita sendiri. Ahh, betapa kita (eh, saya saja ding hehe) sering lalai mengenai makna silaturahim ini. Berkomunikasi kala dulu masih dalam lingkup yang sama, setelah jalan bercabang maka saling (me)lupa(kan). Atau mungkin saling sungkan mengabari dan menanya kabar.  
Sungguh, Tuhan memang penuh dengan kejutan. Siapa yang pernah mengira akan ada orang-orang yang bahkan sudah satu dua tiga tahun belakangan tidak pernah bertemu, tidak pernah saling bertukar kabar, tiba-tiba saja menyempatkan diri untuk memastikan jalan hidupmu seperti apa dan bagaimana. Saya tahu dunia terlalu kompleks untuk sebuah kebetulan. Semesta pasti tahu ada bagian yang digerakan dan saling menggerakan, hingga akhirnya sebuah momentum muncul dan untuk tidak pernah terulang lagi.
Kejadian sederhana tersebut membuat saya semakin paham bahwa keindahan saling menjaga silaturahim tidak berhenti pada siapa memerlukan siapa, dan apa bertemu dengan urusan apa, lebih jauh dari itu…pertautan hati dibuat untuk saling menjaga, memastikan saudara-saudara kita berada pada kondisi yang baik dan sedang berjuang untuk kebaikan pula. Mungkin belakangan saya mulai terbenam dalam hiruk pikuk rutinitas yang saya buat sendiri, hingga saya kerap kali lupa ada sesuatu yang sangat sederhana, yang jauh lebih menyentuh orang-orang di sekitar kita, orang-orang yang rindu saling menyapa dan mengingatkan, orang-orang yang selalu ingin bertaut dalam kebaikan.



Dalam kerinduan yang memuncak pada ikatan-ikatan kebaikan

Izinkan aku kembali ke jalan-Mu :')

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact