Ada macam wanita yang rawan
untuk membuat kita kepayahan. Wanita yang membuat kita kepayahan bukan dari
awal pertemuan mata kita pada wajah dan fisiknya, tapi kepayahan itu muncul pada
diri kita setelah kita mulai mengenalnya jauh lebih dalam.
Dia tidak selalu berkulit
putih, mulus, atau secantik gadis-gadis yang senyumnya manis seperti kenalan-kenalan
kita. Tapi, ketika kita mendengarkannya bicara, menyimak isi kepalanya. Kita
bisa terpana oleh caranya yang membumi dalam menyampaikan pemikirannya yang
selangit, caranya menampilkan dirinya yang anggun tapi tegas, yang luar
biasanya masih bisa menyesuaikan diri dengan orang dari berbagai golongan tanpa
perlu kehilangan dirinya sendiri, serta caranya tersenyum; mengangguk-angguk; memandang
lekat-lekat tiap kali ada orang yang tengah bercerita padanya tentang apaaa
saja. Meski cerita tersebut dia butuhkan atau tidak, dia
tetap menghargainya, dia menjadikan kita dan cerita kita seperti segalanya.
Yang tanpa kutipan-kutipan kata mutiara, tapi kita tahu. Selalu
tahu. Dan akan selalu tahu...
Bahwa hatinya cantik. Bahwa
isi kepalanya menawan.
Iya, yang begitu, yang membuat kepayahan. Istimewa...
0 komentar:
Posting Komentar