Senin, 21 November 2016

Pujian

Adik saya pernah bercerita kalau hal yang paling disukai manusia itu bukanlah uang, melainkan pujian. 



Lho kok gitu?



Katanya, ini dia dapat dari seorang ustad. Beliau menjelaskan pernyataan ini dengan sebuah analogi yang lucu, menurut saya-yang kurang lebih seperti ini, "Manusia itu lebih suka pujian daripada uang. Buktinya kalau dikasih uang palsu mereka akan marah, sementara kalau dikasih pujian palsu mereka seneng-seneng aja. Coba aja istri yang udah keriput, pas dipuji sama suaminya dengan bilang makin cantik, dia pasti akan seneng banget. Padahal kan makin tua kecantikan juga makin menurun." Saya jadi ingat obrolan dengan teman soal manusia yang sepertinya kok tidak siap ya sama yang namanya pujian? Entah itu memuji atau dipuji. 


Coba deh, kalau dipikir-pikir lagi kita (atau saya aja ya) pasti sering enggan untuk memberikan pujian tulus ke orang lain saat orang tersebut ada di depan kita. Justru kita lebih mudah memujinya jika dia berada di belakang atau tidak di dekat kita. 



Begitu pun sebaliknya, kadang kita juga tidak siap menerima pujian orang lain. Seringnya saat ada orang lain yang melempar pujian untuk kita (mis: jilbab lo bagus juga, atau lo cantik banget hari ini), entah kenapa kita malah meresponnya dengan kata-kata, "ah bisa aja lo", "ckck, masak sih? ", " ckck pasti ada maunya deh", "cantikan lo kok" dll. Daripada mengucapkan "terima kasih", "alhamdulillah", "atau" syukurlah". Jadi bingung, sebenernya manusia itu beneran seneng sama pujian atau nggak ya? (nanya ke diri sendiri sebagai salah satu manusia yang dimaksud dalam tulisan ini).

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact