Salah satu alasan kenapa banyak orang yang
tidak bisa meraih tujuan karena kurang bisa menjaga fokus. Diakui atau tidak,
disadari atau tidak, fokus sangat penting untuk mencapai tujuan dan untuk
mendapatkan hasil sebaik mungkin. Dengan fokus, kita bisa menyatukan energi
yang berserak hanya terarah ke satu titik sehingga akan menghasilkan energi
yang lebih dahsyat.
Emmm analoginya seperti kaca pembesar,
yang bisa menjadikan sinar matahari yang hangat menjadi sangat panas dan mampu
membakar benda yang disinarinya. Karena
apa? Ya karena sinarnya difokuskan menggunakan kaca pembesar itu tadi.
Tapi tapi tapiiii... nggak tau apa cuma saya saja yang merasakan
ini, bahwa menjaga fokus ini tidak mudah *nangis di bawah shower kamar mandi*.
Untuk meraih tujuan, apalagi tujuan besar, kita (terutama saya) perlu kesabaran
yang zuperr karena mungkin memerlukan waktu yang lama untuk mencapai tujuan
tersebut. Selama proses mencapai tujuan, tidak jarang banyak hantu yang
terkutuk(?) akan mengganggu dan membuyarkan fokus kita. Jika kita tidak bisa
menjaga fokus, maka tercapainya tujuan akan lebih lama bahkan gagal.
Setelah analogi kaca pembesar di atas, mari kita membahas
mengenai kaca mata kuda. Kamu mau pakai kaca mata kuda? *palelumon!*. Oke,
menurut penuturan mamang-mamang per-kuda-an Indonesia yang tidak perlu lagi
diragukan kehebatannya, salah satu tujuan kaca mata kuda adalah agar kuda fokus
ke depan. Namun, yang dimaksud menjaga fokus disini bukan berarti kita akan
memakai “kaca mata kuda” sehingga tidak bisa melihat yang
lain. Cara fokus seperti ini bahaya sih hehe. Persis seperti seorang seniman
yang hanya melihat seni. Dia tidak bisa melihat yang lainnya seperti aturan
agama dan dampak sosial dari hasil karya seninya. Atau saya, yang hanya fokus
pada tempe kemul tanpa melihat mau dikemuli pakai selimut siapa. Hiks.
Yang dimaksud fokus dalam meraih tujuan bukan berarti kita tidak
melihat aspek kehidupan lainnya. Misalnya, saat saya memiliki tujuan mendapatkan
resort di Hawai(?), bukan berarti hanya memikirkan resort itu saja, sementara
aspek kehidupan lainnya tidak. Ayolahh jangan jadi sepicik ini.
Untuk menghindari memakai kaca mata kuda, maka kita (terutama saya) harus
memahami konsep komitmen. Menjaga fokus yang benar adalah adanya komitmen untuk
mencapai tujuan. Komitmen adalah keterlibatan diri dalam mencapai tujuan dalam
waktu yang tetap atau bertambah dan dilakukan secara konsisten *kedengaran keren ya bahasa
saya(?)* *rapi-rapi jilbab*. Jika tujuan (saya) mendapatkan resort di Hawai,
maka saya pikir saya perlu memiliki komitmen untuk mendapatkan resort tersebut,
artinya ada satu waktu khusus setiap harinya atau setiap minggunya untuk
mendapatkan resort tersebut. Ibarat kata, langkah dan setiap kerja-kerja kita
sekiranya dapat membawa kita pada goal tersebut. Inilah yang disebut fokus.
Bukan berarti melupakan yang lain.
Oke.. masalah berikutnya datang. Kita (terutama saya) akan kehilangan
komitmen jika kita lupa dengan tujuan kita. Dengan berbagai kesibukan dan
kewajiban yang harus kita lakukan setiap hari, kadang kita terlupakan untuk
berusaha mencapai tujuan yang sudah ditetapkan (seperti saya. ampuni hamba ya Allah. Hiks). Jadi, harus
ada pengingat bahwa kita on going mencapai tujuan tertentu. Nah kalau sudah
seperti ini, saya biasanya keep in touch nih sama orang-orang yang punya goal sama
dengan saya. Karena kadang melihat semangat orang lain itu bisa mengingatkan
kita akan tujuan-tujuan kita. Saya juga melakukan ini... yang pernah ke kamar
saya pasti tidak menemukan space kosong di tembok kamar, karena diisi dengan
tempelan-tempelan (freak) yang menambah estetika kamar saya menjadi trigger
untuk seseorang mual *saking nggak indahnya*. Tempelan-tempelan itu berisi goal
jangka pendek dan jangka panjang saya. What to do next year? 2 till 5 years,
and so on. Bacaaa terus, pantengiin terus. Maka saya menaruh tempelan-tempelan
itu di tembok bagian kaki saat saya tidur, jadi pas saya bangun tidur, yang
dilihat pertama kali adalah tempelan-tempelan itu. Its crazy, isn’t it? Mending mah liatin kamu ya *lhoh!*. Atau ini, saya meminta Ibu saya untuk menjadi alarm gretongan bagi saya. Di
setiap percakapan atau pesan, selalu di mention tentang tujuan-tujuan saya.
Berhasil kah metode-metode itu? Hehe, kadang sih. Banyakan engga *tampar*. Its
okay, tiap orang punya metode masing-masing. Find your own method too, folks!!!
Tidak dipungkiri, bahwa kadang kita merasa sudah
sangat amat berupaya tapi tidak kunjung mencapai tujuan kita. Kecewa? Hehe jangan ya... Its okay, this is
we called ‘Shabr’, Bro Sist. Let God do the rest after we do our best. I
believe it :)
Okeh, selamat berjuang evri’badi!!!
0 komentar:
Posting Komentar