Selasa, 06 September 2016

Le Petit Prince

*Jadi planet yang ketujuh adalah Bumi*
“Aku rubah,”
“Mari bermain denganku,” ajak Pangeran Cilik
“Aku tidak dapat bermain denganmu, aku belum jinak.”
“Buatku, kamu masih seorang bocah saja, yang sama dengan seratus ribu bocah lain. dan aku tidak membutuhkanmu. Kamu juga tidak membutuhkanku. Buat kamu, aku hanya seekor rubah yang sama dengan seratus ribu rubah lain. Tetapi, kalau kamu menjinakkan aku, kita akan saling membutuhkan. Kamu akan menjadi satu-satunya bagiku di dunia. Aku akan menjadi satu-satunya bagimu di dunia…”
“Aku mulai paham. Ada sekuntum bunga… Aku kira ia  telah menjinakkanku.” kata Pangeran Cilik.
“Pergilah melihat bunga-bunga mawar itu lagi. Kamu akan mengerti bahwa bungamu satu-satunya di dunia. Lalu kamu kembali kemari untuk pamit, dan aku akan menghadiahkan suatu rahasia kepadamu,” kata Rubah.
Pangeran Cilik pergi melihat bunga-bunga mawar.
“Kalian sama sekali tidak sama dengan mawarku, kalian belum apa-apa. Kalian belum dijinakkan siapapun, dan kalian belum menjinakkan siapapun.”
Bunga-bunga mawar merasa malu.
“Kalian cantik tapi hampa. Orang tidak akan mau mati demi kalian. Bunga mawarku, bagi orang sembarangan tentu mirip dengan kalian. Tapi setangkai lebih penting dari kalian semua, karena dialah yang telah kusirami. Karena dialah yang kuletakkan di bawah sungkup. Karena dialah yang kulindungi dengan penyekat. Karena dialah yang kudengar keluhannya, bualannya, atau malah kadang-kadang kebisuannya. Karena dialah mawarku.”
Lalu ia kembali ke rubah.
“Inilah rahasiaku. Sangat sederhana : hanya lewat hati kita akan bisa melihat dengan baik. Yang terpenting tidak tampak di mata,”kata rubah
“Yang terpenting tidak tampak di mata,” ulang Pangeran Cilik
“Waktu yang kamu buang untuk mawarmu, itulah yang membuatnya begitu penting. Kamu menjadi bertanggung jawab untuk selama-lamanya atas siapa yang telah kamu jinakkan….”
***
Semua orang bermula dari keterasingan. Saling tidak mengenal. Sampai akhirnya suatu perasaan -yang tidak pernah bisa dijelaskan- mengubahnya. Perasaan unik. Berbeda setiap orang. Tidak bisa dipaksakan. Semacam sebuah kecocokan, sehingga keterasingan berubah menjadi rasa nyaman.
Setiap manusia mencari siapa saja yang dapat menjinakkannya. Yang meluluhkannya. Yang menjadikannya menanti ritual. 
Itulah alasannya ketika aku bertanya seberapa lama kamu bisa menyayangi, kamu bertanya tentang “bagaimana waktu harus diukur?”, 
“adakah aku bisa mengandaikan waktu bila aku tak mampu?”
Aku menjadi tenang, sebab mengerti bahwa kamu akan bertanggung jawab untuk selama-lamanya… Selama-lamanya… atas siapa yang telah kamu jinakkan.
Itulah alasannya, ketika hati terjinakkan olehnya, dia menjadi segalanya, tidak peduli ada satu miliar lain, bahkan lebih, makhluk sejenisnya.

Dari kisah Le Petit Prince, Saint-Exupery.

- Selamat bulan September, semoga September(nya benar-benar) ceria ^_^ -

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact