Senin, 26 September 2016

la hora

Waktu tidak pernah berjalan lebih cepat atau lebih lambat. Itu hanya alibi kita. Dari awal kita sepakat bahwa sehari adalah dua puluh empat jam. Lalu satu menit adalah 60 detik. Begitu juga yang saya percaya.
Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa kehidupan berjalan begitu cepat. Bukan waktu. Fase demi fase silih berganti tanpa membolehkan saya sedikit berleha-leha untuk mencerna dan memilih lebih cermat. Sebagai seorang penikmat hidup, ada saat-saat dimana saya ingin berlama-lama, menikmati waktu-waktu paling berharga, untuk sekedar bergeming merasakan romantisme semesta, sekedar mendengar detak jam lebih nyaring, mendengar angin, mencium aroma udara, mengintip langit dalam diam panjang, hingga membilang nada yang sumbang dalam rintik hujan.

Ah, tapi tidak. Saya harus segera bergegas.
Karena...
waktu kita sempit,
sementara banyak mimpi bersama yang menunggu untuk diwujudkan :)

Semangatttt.. Satu frekuensi, beda laga berjuang bersama!!!

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact