Sabtu, 27 Agustus 2016

Baca Baca Baca

-harapannya respon kamu.. "mana ada detik di XXXX?" eh malah responnya "Eh... caranya bisa lihat detiknya gimana?" Hehe-
*** 
-Haha karna aku masih kurang ilmu. Jadi responnya akan bertanya ketimbang pede berseloroh apa yang aku sudah ketahui-

Saya merupakan salah satu tipe pembelajar dengan metode visual. Visual? Yaps!! Baca!! Saya sadar, saya bisa karena saya membaca. Tanpa membaca, saya cuma jadi orang yang kosong.

Namun, sesungguhnya, saat ini saya sedang berada pada posisi sangat kesal dengan diri saya sendiri. Kesal saat saya mulai menyadari bahwa terjadi penurunan kualitas pada hal ilmu dan pengetahuan saya. Saya merasa sangat bodoh. Saya merasa jalan di tempat terkait hal ini. Saya merasa buku-buku yang saya baca selama ini 'belum cukup keren'. Apalagi jika ditilik dari kuantitasnya, beuh!!! Saya payah! Dari kesadaran saya tersebut, saya menjadi seseorang yang selalu merasa kurang. Maka akan selalu ada keinginan untuk menambah dosis baca dosis baca lagi. Layaknya sistem kerja candu. Gampang emang? Haha tidak. Saya sedang dalam proses memperbaiki hal tersebut. Selama 4 tahun di kampus, mulai kurang porsi membaca saya dibanding sebelumnya *parah!! Mahasiswa malah jarang baca hmmnyehhhh*. Karena saat itu saya sangat amat tertarik dengan dunia baru yang saya kenal, dunia saintis. Maka buku-buku yang saya baca tidak jauh dari lingkaran tersebut. Paling kalau keluar jalur saintis ya ada, tapi itu tadi... kuantitasnya tidak sebanyak yang semestinya harus saya baca. Oke, merubah habit yang sudah 4 tahun melekat bukan hal yang mudah. Tapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Jadi, Semangat hap hap hap!!!

Bapak saya pernah bilang, "kunci sukses berkomunikasi dengan banyak orang adalah ketika 'you knows everything'. Jadi kamu nyambung dengan apa saja yang dikomunikasikan. Orang menjadi nyaman. Jangan cuma komunikasinya sama orang-orang di lingkungan bidang kita sendiri. Lama-lama bisa kerdil kita."

Hmmm.. iya. 'You knows everything' harusnya saya underline, bold, dan italic ya hehe.

Beradasarkan tes yang pernah saya jalani, hasilnya menunjukkan bahwa saya ini tipe introvert. Walaupun mungkin persentasenya tidak jauh beda dengan ekstrovertnya. Tapi tetap saja, walaupun saya bisa ekstrovert, akan tetap ada kenyamanan yang lebih ketika saya menjalani hari-hari sebagai seorang introvert.
Saya ini bisu. Sepatah kata pun tak bisa keluar dari bibir ini. Luapan perasaan dan ungkapan pesan saya sampaikan lewat tulisan, tidak untuk diperdengarkan.

Karena bagi saya tidak jarang telinga salah dengar, mata lebih bisa diandalkan. Mata dan telinga kedua nya Tuhan ciptakan sepasang. Tetapi dari segi fungsi mata bekerja lebih keras daripada telinga. Orang normal jarang sekali atau hampir tidak mungkin mendengar dua atau banyak hal dalam satu waktu. Tetapi orang bisa melihat banyak hal sekaligus.

Saya ini bisu. Buku lebih saya gandrungi. Berbeda dengan teman-teman yang lain, musik yang lebih mereka gandrungi. Karena fenomena yang saya dapati sekarang konser musik selalu lebih ramai daripada acara launching buku. Lirik lagu lebih mereka hafal ketimbang kutipan bagus dari pengarang terkenal.

Sayang, padahal besarnya sebuah peradaban bisa dilihat dari seberapa banyak generasi nya yang membaca. Untuk sekedar mendengarkan tidak sulit mungkin? Atau membaca itu membosankan?

Jika untuk membaca saja malas, apalagi hendak membela negara mu dari asing? Mungkin sekarang sudah bukan jamannya perang angkat senjata. Tetapi lewat pengetahuan dan argumentasi mu, kau dapat mengalahkan lawan. Hanya rajin mendengarkan biasanya orang mendapatkan informasi tidak mendalam. Kalimat yang biasanya muncul pada saat hendak menyampaikan kembali kepada orang lain adalah, “kalo ga salah, katanya dia…”.

Lalu menurutmu, siapa yang bisa kau yakinkan dengan pernyataanmu yang seperti itu? Bencana bagi sebuah bangsa jika masyarakatnya sudah malas membaca. Kepada buku mereka tidak gemar. Dan menjadi bisu karena ketidaktahuan. Artinya rasa penasaran pun menjadi tumpul. Mereka hanya tertarik dengan ilmu jika disuguhkan, enggan untuk mencarinya sendiri. Maka yang sering dijumpai pula, majelis ilmu selalu lebih ramai ketimbang perpustakaan.

Ada sebuah quotes terkenal yang bunyinya seperti ini, “I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand.”

Pantas saja saat di sekolah kita tidak cukup hanya dengan mendengarkan penjelasan guru, tetapi kita harus mengulang dengan membacanya kembali dirumah untuk mengerti pelajaran yang diberikan. Dan pantas saja memang ayat pertama yang turun kepada Sang Pembawa Risalah, Muhammad SAW itu bukanlah “Isma’!” atau yang artinya “Dengarkan!”, melainkan “Iqro’!” atau “Bacalah!”


Sudah puas bicara dan menampar diri sendiri, Mon?

3 komentar:

  1. namun, terkadang untuk membaca pun juga butuh keberanian mbak.

    keberanian dalam melawan malas, keberanian dalam berani bertahan, untuk memahami, memaknai, meresapi setiap kalimatnya.

    tolong ajarkan kepadaku tentang keberanian2 itu mbaaaaa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Assalamu'alaikum... haloo amyyy ^^
      Belajar berani ya? Huhuhu samaaa.. mbak juga masih dalam proses itu.
      Ini metode yg mbk pakai, siapatau bisa amy coba, atau kalo amy ada metode lain bisa banget di share juga, siapatau mbak bisa ikut metode amy itu ^_^

      Mulai dari bacaan2 yg buat amy menarik. Mbk rasa, ketika kita melakukan sesuatu hal atas dasar suka, kok kayaknya masalah2 seperti malas; bosen; dll bakal menjauh dengan sendirinya ya(?)

      Makin lama, makin naikkan speed bacanya. Misal bulan pertama cuma satu buku, bulan berikutnya cari 2 buku yg bikin hati amy tertarik. Begitu seterusnya, tambahkan terus. Bikin komitmen sama diri sendiri.

      Gausah buru2 dalam proses, yg penting istiqomah, konsisten hihi. Dobrak zona nyaman yg ada. Kalo pas males itu dateng, inget penderitaan di masa depan yg bisa jadi dtg akibat malasnya kita hari ini.

      Itu sih kalo mbak.
      Kedengeran klise ya? Tapi mbak udah buktiin sendiri kok. Dan terbukti mujarab alhamdulillah.

      Semangatttt amyy... harus jadi wanita yg cerdas, banyak pengetahuan. Karena semua berawal dari kita para wanita (emmm laki-laki juga sih) hehe

      Hapus
    2. wa'alaikumsalam,

      waaa alhamdulilah mbak ternyata masih ingat denganku :D :D

      makasih banyak mbak, atas metodenya. kan udah terbukti mujarab, jadi amy percaya ( anak eksakta wkwkwk ) becanda mbaa hehehe

      iya semangat, ini amy masih puncak2nya semangat baca lho mbak ( terutama baca blognya mbak mona haha, bikin nagih ). lanjutkan mbaaak :D :D mbak mona juga harus tetep semangat yaaa..

      sebenernya mau nanya lagi sih mbak, tapi bingung mau nanyain apa wkwk

      Hapus

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact