Jika ada yang bertanya kenapa aku memilih jalan yang
terlampau mandiri sebagai seorang perempuan, menampik tangan-tangan yang
diulurkan ‘sementara’, bukan karena aku sudah amat kuat, alasannya justru
sebaliknya. Aku tidak memilih perjalanan yang nyaman, karena nyaman dapat
diciptakan. Aku bertemu orang asing, menelusuri tempat baru seorang diri bukan
karena apa, tetapi karena aku selalu ingin belajar sekaligus menguji sejauh
mana aku bisa menjaga diri, mengatasi masalah, mengendalikan ketakutan, dan
bertanggung jawab untuk kembali pulang dengan selamat. Karena
wanita yang seperti itu terlalu kuat untuk diperlakukan sembarangan oleh
siapa pun.
Walau begitu, jangan lupa bahwa kita tetaplah wanita. Sekuat-kuatnya, haruslah tetap hangat hatinya. Setegas-tegasnya, haruslah tetap lembut perangainya. Setegar-tegarnya, tetaplah harus santun dan tunduk jiwanya. Semoga :)
Walau begitu, jangan lupa bahwa kita tetaplah wanita. Sekuat-kuatnya, haruslah tetap hangat hatinya. Setegas-tegasnya, haruslah tetap lembut perangainya. Setegar-tegarnya, tetaplah harus santun dan tunduk jiwanya. Semoga :)
0 komentar:
Posting Komentar