Kudus secara administratif adalah sebuah kabupaten. Jika berkunjung sendiri kesini, tidak butuh lebih dari 2 jam untuk mengitari seluruh kabupaten dengan kendaraan bermotor. Biasanya sewaktu jalan-jalan santai mengitari wilayah kudus, saya suka kehabisan ide mau kemana lagi. Dulu, jaman SMA, ketika sedang hobi-hobinya dibonceng motor teman, kami selalu mengulang rute yang sama. Berkali-kali.
Tapi saya ingin bilang bahwa saya merasa sangat beruntung lahir dan dibesarkan di sebuah desa. Kudus memberi hadiah yang luar biasa dalam hidup saya: masa kecil yang berharga. Ada semacam rasa hangat yang menyeruak jika saya mengingatnya.
Bermain di alam, punya petualangan sendiri seperti si bolang, berlarian di rerumputan, berburu capung, menangkap kupu-kupu, bersembunyi di semak-semak, tak bosan-bosannya memanjat pohon, memetik segala macam tetumbuhan, menyicip buah-buahan dari tanaman liar, masuk keluar tepian sungai, menangkap ikan-ikan kecil di selokan, bersuka cita di bawah hujan, main tanah, masak-masakan, bersepeda sejauh kaki mengayuh, berburu kersen, pulang ke rumah dengan baju penuh getah, atau kuyup diguyur hujan, atau kaki yang berlumpur, atau tangan yang luka. Tidak peduli diomeli, karena rasanya, saya telah terisi penuh dengan kebahagiaan. Betapa waktu itu hidup seperti sangat sederhana.
Dan sekarang, setelah banyak yang berubah (dan biasanya orang-orang mengkambinghitamkan arus globalisasi), -walau saya yakin setiap orang akan mengalami kisah berharganya sendiri-sendiri-, ada semacam rasa bersalah pada anak saya nantinya, karena mungkin saya belum tentu bisa menyediakan kemewahan masa kecil yang sama untuknya. Hanya doa, semoga ia tumbuh jadi anak yang banyak belajar. Kapan saja, dimana saja.
0 komentar:
Posting Komentar