Minggu, 27 Maret 2016

Seusai Sidang Kelulusan ...

Bagaimana rasanya harus ganti target penelitian padahal penelitian sudah berjalan 3 bulan? Alhasil lama penelitiannya udah kayak waktu ibu hamil sampai ke melahirkan. (walau begitu, saya nggak menyesal. Ini penelitian yang saya inginkan, tempat penelitian ini juga adalah salah satu project hidup yang saya buat. 1 checklist lagi untuk project hidup saya)

Atau bagaimana rasanya harus bedrest 1 bulan, padahal jadwal seminar tinggal beberapa hari lagi, harus mundur periode kelulusan?

Atau bagaimana rasanya laptop remuk (dalam artian sebenarnya), padahal semua data penelitian ada disitu dan parahnya belum di-back-up?

I have felt it wkwkwkwk.

Itu sedikit cerita tentang perjalanan penelitian saya dan masih banyak cerita seru (beneran) dan "seru" (tanda kutip) lainnya selama 10 bulan ini. Salam super lah untuk badan ini yang harus bolak-balik Semarang-Bogor pula.

Alhamdulillah, bersyukur sekaliiii, amat sangaaatt senang bisa mengalami dan merasakan semua itu semua. Teringat firman-Nya dalam surah Al-Ankabut ayat 2,
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?"
Salah satu hal yang bikin saya bertahan adlaah firman-Nya di surah Al-Baqarah ayat 286,
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya"

Kuncinya, just be calm and sabr, setiap orang punya ceritanya masing-masing, keep husnudzhan to Allah. Setiap skripsi punya tantangannya masing-masing (dosen pembimbing saya yang kebetulan sedang menyelesaikan progam doktornya sering bercerita kepada saya pula bagaimana proses yang beliau jalani. Dibanding perjuangan beliau, saya mah apa atuh), kita nggak bisa bilang kalau skripsi kita adalah yang paling sulit, kalau masalah kita adalah yang terberat, karena pada akhirnya kita harus bisa mengalahkan kerikil-kerikil itu dengan upaya dan kerja keras kita.

Saya ingat, Mahfud MD pernah mengungkapkan bahwa banyak mahasiswa yang hanya berorientasi pada indeks prestasi tinggi dan ingin segera meraih gelar sarjana.
“Saya sudah sampaikan ke pemerintah kondisi demikian ini. Negara rugi kalau kondisi mahasiswa seperti saat ini. Cepat lulus, cari IPK tinggi. Karena para pemimpin yang kini duduk di pemerintahan itu dahulu kuliahnya juga tak lulus cepat,” ucap Mahfud. (Via Sindonews)
Mendadak lulus menjadi beban tersendiri bagi saya. Apakah benar saya sudah menjadi lulusan yang berkualitas? Apakah IPK yang saya raih ini nantinya bisa menyelesaikan permasalahan bangsa? Apa benar tujuan saya kuliah selama ini? Apa saja kontribusi saya selama ini? Apa yang dapat saya berikan pada negara nanti? Apakah….
Setiap orang saya rasa memiliki alasannya sendiri ketika ia memilih untuk kapan lulus, entah itu cepat atau tidak. Semoga kecepatan waktu bukanlah standar tersendiri untuk menilai hebat atau tidaknya seseorang dalam berproses.
Ada banyak cara keren, bukan waktu lulusnya yang menjadikan keren. Tapi prosesnya! Kalau lulus cepat tapi asal pengen lulus aja, terus skripsinya pokoknya selesai ya nggak keren. Pun kalau lulus lama tapi males-malesan, lari dari tanggung jawab dengan banyak excuse karena main dan hal-hal nggak penting, ya nggak keren.
Semoga, proses kita bagaimanapun adalah proses yang baik. Tidak hanya sekedar lulus pegang toga, tetapi juga mendedikasikan kemampuan ini agar kita dapat menjadi solusi. Ada banyak masalah yang membutuhkan kita :) Yang terpenting, kapanpun kelulusannya, berapapun lamanya, semoga kita bukan orang-orang yang terlampau egois memikirkan diri sendiri. Menyibukkan diri mendevelop diri tanpa memberi ruang bagi energi kita mendevelop orang lain.
Semoga lulusmu, lulusku, bukan hanya sekedar ingin kerja dapat gaji tinggi, punya rumah dan mobil sendiri, kemudian hidup bahagia sampai mati, sampai lupa kalau ada hak orang lain dalam rezeki ini.
Semoga lulusmu, lulusku, bukan hanya soal IPK tinggi lalu bingung mau berbuat apa setelah wisuda nanti. Karena, banyak kebingungan muncul karena ambisi dan niat yang kurang baik.
Semoga lulusmu, lulusku, kapanpun itu kita bermanfaat, berkontribusi, dan kembali membumi.
Semoga!
Monaliza Sekar Rini, doakan lulus–lalu bermanfaat.

Ini beberapa gift yang sempat terabadikan. Terimakasih kepada semua sponsor yang turut mewarnai "hari kemerdekaan" saya. Maaf foto-foto bersama teman-teman belum sempat dipindahkan ke laptop hehe (masih kejar tayang revisi soalnya). Jadi yang diupload foto giftnya dulu aja gapapa yaaa ^_^ 

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact