Kamis, 10 Maret 2016

Ibu, Aku Bertanya Kepadamu


"Ibu, dulu aku pernah sendiri bertanya dalam gelap... Apa beda sebutir air bening diujung daun dengan sebutir debu di dinding kusam? Dulu, tiada yang bisa memberi jawab. Tidak ada. Hari ini aku menemukan sendiri jawabannya. Apa bedanya? Tidak ada. Sama sekali tidak ada bedanya... Keduanya sama-sama keniscayaan kekuasaan-Nya. Keduanya sama-sama men-sucikan, meski hakikat dan fisiknya jelas berbeda."

"Ibu, dulu aku pernah sendiri bertanya dalam sesak... Apa bedanya tahu dan tidak tahu? Apa bedanya kenal dan tidak mengenal? Apa bedanya ada dan tiada? Apa bedanya sekarang dengan kemarin, satu jam lalu, satu menit lalu, satu detik lalu? Dulu, tiada yang bisa memberi jawab. Hari ini aku juga tetap tidak tahu begitu banyak potongan pertanyaan. Tapi tak mengapa. Setidaknya tetap bisa melihat, mendengar dan terus berpikir. Ada banyak yang tidak lagi. Tepatnya membutakan diri. Menulikan kepala. Atau membebalkan hati.... "

"Ibu, sudah lama sekali aku tidak merasakan kekuatan itu... Tadi pagi kekuatan itu kembali. Kembali begitu saja setelah bertahun-tahun pergi dengan segala kesedihan. Begitu menghentak, begitu mengejutkan, membasahi seluruh tubuh, merasuk dalam segenap aliran darah. Aku bisa merasakannya lagi. Bisa berpikir, merasakan persis seperti kanak-kanak yang ada di depan ku.... Kekuatan itu kembali Ibu... "

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact