Sabtu, 23 Januari 2016

MERAWAT

Manusia adalah makhluk berjuta pinta. Keinginannya berjalan dalam deret geometri, meski seringkali kemampuan untuk memenuhinya berjalan dalam deret aritmatika. Kalau pun pada suatu titik mampu, apa yang dipinta kemudian hadir ke muka, belum tentu itu bertahan lama. Deret geometri itu terlalu menggoda bagi manusia untuk kembali berjalan. Meninggalkan. Atas nama bosan atau (sengaja me)lupa(kan).
Ikan louhan yang dulu dipinta, kini mengambang terbalik karena hampir tak pernah dilirik. Puluhan buku yang dulu begitu menggebu ingin dimiliki, kini terserak bersama debu di sudut ruangan, sebagian bahkan belum rampung diselami dalam-dalam. Pucuk merah, bunga soka, pecah beling yang menghiasi beranda demi bangun suasana sore bersama teh hangat dan kudapan, kini mulai layu karena jarang disiram.
Karena merawat itu memang tidak mudah. Terkadang ada faktor luar seperti nasib para juara bertahan yang bertarung untuk pertahankan gelar, tetapi seringkali faktor dalam lah yang signifikan memainkan peran.
Kita butuh komitmen. Kita butuh konsistensi. Di antara setiap silang, kita perlu menentukan pilihan: membiarkan untuk meninggalkan atau merawat untuk melanjutkan. Entah visi jangka panjang atau cinta yang telah sekian lama terpendam.

Related Posts:

  • Pendidikan adalah Hak Segala Bangsa A : kak, aku bingung kak mau lanjut kuliah apa engga Mona : lho lanjut dong sayaang A : Katanya kuliah susah kak Mona : Dijalani dulu, engga ad… Read More
  • Tentang Ukhti dan Perempuan Biasa “Dia ukhty?”“Dia cewek biasa, bukan ukhty” Pernah saya berseloroh, "Memang itu dilihat dari mananya?" Mereka hanya terkekeh menghadapi saya sebagai… Read More
  • Untuk Adikku... 10 Februari... Yeayyy ini hari lahir adik semata wayang saya hehe. Dan saya memang begitu mudah lupa hal-hal seperti itu, ini untung ada alarm remin… Read More
  • Ngaji yuk! Menarik nih, hasil riset Universitas Al-Azhar menyatakan bahwa membaca Al-Quran dapat meningkatkan kinerja otak dan mempertajam ingatan sampai 80%. … Read More
  • Bukan Permainan Langit sedang manis-manisnya. Kulihat awan itu menyerupai tubuh anak-anak. Mereka sedang bermain ular naga panjang. Berputar-putar sambil bernyanyi.… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact