Jumat, 15 November 2013

Analisis Saya, Mahasiswa Itu Dipersiapkan

Dulu, nama besar kampus disebabkan oleh karena kehebatan mahasiswanya. Sekarang, mahasiswa justru ingin hebat karena nama besar kampusnya. Memang tak semua, tapi ini fakta. Ada di sekitar kita. Berjuang untuk memenuhi standar kualitas kampus supaya bisa duduk di salah satu bangku yang dimilikinya, untuk kemudian tersadar, “Ah.. aku bisa masuk kemari, tapi tolong! Bagaimana cara keluarnya?” Hehehe.
Maaf ya. Saya jadi merasa bersalah. Bersalah karena mengawali tulisan ini dengan pesimis.

Kalau saya bangun tidur, saya suka bercermin, dan di cermin itu saya melihat wajah sendiri. Ini tentu berbeda kalau orang lain yang bercermin. Pastilah yang ada di cermin itu jadi bukan wajah saya, tapi wajahnya. Tapi wajah siapapun itu, jika ia mahasiswa seperti saya.. sesungguhnya kita melihat hal yang sama. Ya, disana ada wajah seseorang yang di masa depan memiliki kesempatan sama untuk cemerlang, penuh karya, dan membanggakan keluarga, hingga negara. Kenapa jauh-jauh harus membanggakan negara? Lho, bukankah impian itu jangan tanggung-tanggung.

Masa-masa sebagai mahasiswa, adalah masa-masa paling leluasa untuk mengeksplorasi banyak hal. Eksplorasi kecerdasan dengan berbagai ilmu pengetahuan. Eksplorasi pengalaman dengan menembus berbagai batas ketakutan yang menjelma jadi kemampuan. Eksplorasi jiwa dengan memahami bahwa tak semua perjuangan berbuah seperti yang diharapkan, sehingga menjadikan diri semakin lapang dan bijaksana. Juga eksplorasi hati dengan berbagai luka yang dihadirkan untuk mendewasakan.

Kita ada disana, sebagai mahasiswa, bukan sekedar dipersiapkan untuk menjadi sumber daya manusia yang kelak akan manggut-manggut pada atasan. Bukan itu. Masa-masa itu mempersiapkan kita supaya bisa menghasilkan ide dan gebrakan, agar bisa membuat banyak terobosan, dengan tetap rendah hati dan rangkaian perilaku baik lainnya. Ah, apalagi kalau masa-masa itu cuma dipakai untuk menyesal karena ingin hebat sebab terpana pada nama besar kampus, bukan punya misi untuk menghebatkan nama kampus sebab kehadiran kita disana. Misal ingin kuliah di Institut Teknologi XXX . Terserah jurusannya apa, yang penting Institut Teknologi XXX. Padahal hasratnya bukan di teknik. Duh.

Tahukah, setiap pola berulang yang saya dan kamu lakukan di kampus sebagai mahasiswa selama bertahun-tahun, kelak ketika kita berganti peran dan terjun ke masyarakat, kita akan memperkuat pola itu. Jadi kalau sudah punya kebiasaan berharap pada nama besar kampus untuk bermasa depan baik namun mengorbankan hasrat diri yang sesungguhnya bukan bermisi memperbesar nama kampus karena kehebatan kita, maka akan begitu pula polanya di ruang lingkup yang lebih besar.

Saya berpikir begitu karena saya tahu, dan lebih daripada itu.. saya meyakini, bahwa jauh lebih mulia sibuk memberi, daripada menerima. Dan kelak di masa yang lain, yang bukan kehidupan, kita pun tidak akan dihampiri pertanyaan, “Apa saja yang sudah kau terima?” melainkan “Apa saja yang sudah kau berikan dengan semua potensi yang sudah diberikan-Nya?” Dalam sekali bukan.
#bergerak

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact