Kamis, 27 Mei 2021

Untuk Suami dari Putriku

Nak, entah kita sempat bertemu atau tidak kelak, tapi ketahuilah bahwa ada yang ingin aku katakan padamu. Aku sungguh menyayangimu tak ubahnya anak kandungku sendiri. Terimakasih karena telah dengan gagah datang mengambil tanggung jawab besar untuk menikahi dan menerima putriku sebagai istrimu. Aku selalu mendoakan dan yakin bahwa engkau adalah lelaki yang sholih.


Nak, hendak kuceritakan sebuah rahasia... mau kah kau mendengarnya?

Tahukah nak? Ketika wanita menikah, ia mengorbankan banyak hal dari dirinya demi membersamaimu. Ia memiliki rumah masa kecil yang penuh cerita, tempat ia dibesarkan dengan kasih sayang oleh orang tuanya, dan ia meninggalkannya demi tinggal denganmu.

Ia memiliki orang tua yang sangat mencintainya, yang merawatnya ketika ia sakit dan terjatuh, yang mendidiknya penuh keringat dan air mata untuk menjadikan ia wanita shalihah seperti sekarang, yang membiayai sekolahnya hingga berpendidikan tinggi, dengan tiba-tiba harus ia tinggalkan untuk tinggal bersamamu. Jangan sakiti ia, tolong jangan kecewakan orang tuanya, karena aku tau betapa hancurnya hati orang tua jika mengetahui anaknya disakiti oleh orang lain. Berikan ia kesempatan untuk berbakti dan mengunjungi orang tuanya. Meskipun dirimulah surganya saat ini.

Nak, dahulu ia memiliki lingkungan dan teman-teman baik yang menyayanginya, yang menghibur di kala ia sedih, yang mengajaknya rutin mengaji dan berdakwah serta mengajak kebaikan. Saat ia sudah menikah denganmu, mungkin ia sudah jarang kontak, hidupnya mulai diliputi kesepian, berusahalah menjadi teman pengganti yang baik baginya. Saling menjagalah kalian dalam kebaikan dan keistiqomahan amal. Jangan sampai ia menjadi melemah imannya ketika menikah denganmu. Menguatlah bersama.

Ketika setelah menikah ia hamil dan melahirkan, tubuhnya mungkin tak seindah dulu. Besarkanlah hatinya dan tetap cintai ia apa adanya. Ia mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan anakmu, keturunanmu, cucuku.

Setiap wanita selalu memiliki kekurangan Nak.. Dirimu pun tak selalu ada di kondisi iman dan emosi terbaik. Berpikirlah seribu kali ketika dirimu hendak memarahi dan menyakitinya. Bayangkan dirimu ada di posisinya, aku mengenal putriku, aku yakin ia sudah berusaha, tapi sudah sunnatullah bahwa tak ada istri yang sempurna. Selalulah mendekat dan meminta pada Allah untuk mencari jalan keluar dari masalah yang kalian hadapi.

Nak.. Ada atau tiadanya aku saat kalian menikah nanti, ketahuilah bahwa aku sangat mencintaimu. Bahkan sebelum kau muncul. Semoga rumah tangga kalian diliputi sakinah mawaddah warahmah sampai ke jannahNya.

Nasehat ini juga berlaku dan kuajarkan sedari kecil kepada putriku Nak.

Nak, aku titip putriku, ya. Tolong jangan sakiti dan kecewakan ia. Terimakasih Nak 🙂

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact