Senin, 18 Desember 2017

Mimpi Anak di Sekolah Ujung Jalan

Bagi kebanyakan, Sulawesi memang khas dengan geopark kelas dunia, spot travelling luar biasa, atau pantai-pantai sorotan kamera. Tapi lebih dari itu, Sulawesi juga memberi saya banyak pelajaran belum lama ini.


Dulu, lulus SMA saya pernah propose pada orang tua untuk minta izin tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Bukan karena malas mikir di bangku sekolah lagj, tapi karena saya rasa saya butuh banyak waktu berfokus untuk mulai membangun project social impian saya yang concern di pendidikan anak jalanan. Begitulah, khas analisis berpikir anak usia 17an tahun, menggebu-gebu dan kurang perhitungan jangka panjang.


Menanggapi itu, Bapak saya hanya tersenyum meletakkan kertas berisi life plan yang saya ajukan, tidak di acc permohonan izin saya. Lalu beliau berkata, "Sekolah adalah kesempatan, berkah, dan kebahagiaan."


6 tahun berselang setelah kalimat itu diucapkan. Dan beberapa waktu lalu saya mendapat tugas dinas mengunjungi beberapa sekolah di pelosok Sulawesi Tengah. Dari atas pesawat yang mendekat ke pulau, saya jadi tiba-tiba mengerti, kenapa sekolah disini susah sekali karena soal geografis. Ditambah dengan orang tua yang ingin anaknya diserahkan saja jadi buruh kasar atau awak kapal penangkap ikan: lebih cepat menghasilkan uang atau lebih segera meringankan beban. Kecuali mereka meyakini dengan betul, sekuat-kuatnya, bahwa sekolah mampu mempercerah masa depan keluarga.


Disini, kebanyakan guru kesulitan datang ke sekolah, hingga kegiatan belajar mengajar kebanyakan kosong. Sekolah ini kecil, tapi dari murid-murid yang berhasil saya temui, saya jadi tahu mereka memiliki mimpi-mimpi yang besar. Sekolah kita besar, jangan sampai muridnya punya mimpi saja tidak. Yang kemudian hanya menelurkan karya-karya kerdil. Pasrah kemana arus membawa hidup.


Disini anak sedih bukan karena tugas-tugasnya banyak, tapi karena mereka hampir batal mengenyam sekolah.


Setelah melihat realita ini, benar ternyata, bahwa "Sekolah adalah kesempatan, berkah, dan kebahagiaan". Bersyukurlah dan jangan sia-siakan.


Related Posts:

  • Speak up? Jadi begini ibaratnya... Katakanlah suatu ketika di rumah kita ada seorang batita atau balita yang seringkali membuat orang dewasa di rumah i… Read More
  • Pengorbanan untuk Kemenangan Banyak dari kita yang ingin mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Segala daya & upaya seringkali kita lakukan untuk mengejar harta &… Read More
  • Negara dan Agama "Keputusan ini diambil bukan berarti pemerintah anti terhadap umat Islam. Namun semata-mata dalam menjaga dan merawat keutuhan NKRI yang berdasarkan… Read More
  • Mengubah Hati "Mbak banyak dzikir, sholawat, baca al-qur'an dan ibadah ya... biar pesannya masuk ke hati sebelum ke akal audiens," begitu pesan ibu saya tiap kali… Read More
  • Janji pada Diri Sendiri Mari buat perjanjian pada diri sendiri, isi janjinya: "bagaimananpun di dalam sedang badai, di luar harus tetap tampak damai. Supaya orang lain iku… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact