CV yang dipakai apply |
Assalamu’alaikum
warahmatullah….
Alhamdulillah yah masih
diberi kelancaran dan dimampukan oleh Allah di ramadhan hari ke 28 ini…
Cerita
yang saya tulis ini sebenarnya belum lama saya alami kejadiannya, masih di
bulan ramadhan ini kok…
“Hidup
itu layaknya kita di sekolah. Kalau mau naik kelas, ya harus melalui ujian dari
guru dulu. Bedanya sama kehidupan, untuk naik tingkatan iman, dikasih ujian lah
sama Allah”
Salah satu mimpi di
kertas mimpi saya itu jadi penyiar radio waktu kuliah… hahaha (efek gak
diturutin belajar ilmu komunikasi nih). Nah, beberapa hari lalu pas dengerin
radio, ada tuh lowongan buat penyiar di salah satu station radio. Saya pikir, why should I procrastinate? …. Akhirnya, datang tuh sambil bawa CV. Ngrapiin jilbab warna
coklat yang menjuntai di dada dan sesekali curi-curi pandang lihat kaca di
ruangan (duileehhh dasar gadis haha). Tarurumpummmm…its time for ngobrol
langsung sama managernya nih wuuhuuu…
Udah
cukup ya latar belakangnya di atas… (lhoh? Kirain udah masuk inti cerita dari
tadi :3 ), hehe tadi belum masuk cerita woy…
Oiya test take vocal dulu, guys…
“Bukan kami membedakan-bedakan agama,
Mona. Tapi ada aturan dari pusat yang harus ditaati. Tidak ada yang berjilbab
ketika bekerja di kantor ini… Silakan kalau dari luar mau berjilbab, lalu
sampai kantor dilepas gapapa, waktu pulang dari kantor dipakai lagi. Intinya di
dalam kantor tidak diperkenankan memakai jilbab. Bisa, Mona?,” itu kurang lebih kata-katanya beliau
ketika memberikan rincian peraturan yang harus saya jalani. Terus waktu itu apa
yang saya lakukan? Stay cool lah, dan tetep kasih senyum bidadari dong hahaha…
Saat itu, tanpa ragu
ataupun berpikir baa bii buu dulu, saya tidak menyanggupi peraturan yang satu
itu tuh diantara sederet peraturan lainnya.. (Lhoh? Terus? Gak jadi penyiar di
radio ini dong? Apa kabar mimpi?) Hehe Insyallah ini sudah menjadi pilihan
saya, dan semoga Allah memberkahi, sama sekali tidak ada rasa beban terhadap
keputusan barusan. Tentang mimpi, ahhh atas kuasa Allah mimpi itu terwujud tidaknya,
itu sih yakin saya. Toh semua usaha dijalan-Nya, ketika satu pintu tertutup,
maka akan dibukakan pintu-pintu yang lain
Sempat
terlintas di benak saya, “Lhah? Apa hubungannya jadi penyiar gak boleh
berjilbab? Pendengar juga gak lihat.” Terus muncul lagi pikiran, “ Yaiya, kalo
kita bisa buat orang berjilbab syar’i, kenapa yang lain gak bisa buat orang
jadi gak berjilbab (lhoh? hehe),” Pikiran hanyalah sebatas pikiran hehe… Gak
niat nyari jawaban juga sih untuk pertanyaan yang terlintas itu.
Mungkin
orang-orang yang sudah mengenal saya lama, tahu perjalanan hijrah saya hingga
titik yang sekarang ini. Memang belum lama, emmm baru 2,5 tahun terakhir saya
meng-istiqamah-kan diri untuk berhijab syar’i. Sebenarnya tulisan
saya ini ingin berbagi cerita juga tentang proses berhijrah yang memang tak
semudah yang dipikirkan, kayak alasan-alasan yang seringkali saya dengar dari
orang-orang yang katanya ingin berhijrah tapi terbentur ini itu. Come on guys,
saya juga mengalami hal yang sama… Tapi, setelah saya menjalani prosesnya, saya
sadar. Bahwa satu hal yang kita butuhkan untuk berjalan menuju Allah adalah niat
yang kuat, dan istiqamah.. Saya sadar, saya masih harus banyak belajar. Banyak
banyak banyakkkkk untuk hal itu, sama, seperti kalian….
Setelah
dari radio itu, saya jadi ingat nasehat seorang kakak yang saya datangi dengan
berderai air mata 2,5 tahun yang lalu (Duh, jadi malu kan ketahuan nangis :’) )…
Saat itu lingkungan sosial saya tidak bisa menerima perubahan pada kenampakan
fisik yang saya lakukan, dan terlebih lagi…orangtua saya pun menolak perubahan
penampilan saya. “Mona, ujian itu bertingkat… ini baru awal. Di
depan akan ada lebih banyak ujian untuk meningkatkan keimanan. Jadi, untuk apa
air mata ini? Mungkin sekarang teman-teman dan kedua orangtua Mona, tidak
menutup kemungkinan di dunia kerja kita akan mendapat perlakuan yang berbeda,
belum lagi nanti siapa tau orangtua dari jodoh kita tidak bisa menerima
penampilan kita.. Nah lhoh, apa yang mbak katakan tadi benar-benar terjadi Mona
pada orang-orang lain, Naudzubillah. Bayangkan, betapa Allah selalu
meningkatkan ujian kita untuk semakin dekat padaNya.” Begitu kata seorang kakak
itu.
Emmm,
ini ujian selanjutnya kali ya yang harus saya jalani setelah orangtua dan
teman-teman saya menerima proses hijrah saya
Penerimaan di tempat lain … Jilbab ini, kehormatan bagi saya, salah satu bentuk cinta saya pada Tuhan saya dengan cara mematuhi perintahNya. Wallahualam…
Penerimaan di tempat lain … Jilbab ini, kehormatan bagi saya, salah satu bentuk cinta saya pada Tuhan saya dengan cara mematuhi perintahNya. Wallahualam…
“Allah menghilangkan
sesuatu dari tangan tangan kita bukan berarti untuk mengambilnya, namun agar
tangan kita kosong sehingga dapat menggenggam sesuatu yang lebih besar”
Wassalamu’alaikum
warahmatullah