Selasa, 03 Desember 2013

DALAM DOA

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala, dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku, yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu


(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak “Hujan Bulan Juni”)




Jangan salah paham ketika seorang Mona tetiba bersajak ria melambung-lambung, ini hanya karena disponsori hujan sore ini. Entah kenapa cuaca itu bisa memberi andil besar dalam fluktuasi perasaan saya... hahaha *sumpah, gue gak ngerti sama jalan pikiran lo Mon*.
Kalau ini doa saya hehe...
Dalam Doaku....
Rindu ingin melihat alam Indonesia lebih banyak lagi :) seperti dulu, sedang bosan saja terkurung di petak-petak ruangan ini... Semalam itu mimpi, dalam mimpi itu ada suara 'Edelssss sedunia dapat salam dari hamparan edelweis di Semeru.... Katanya "Kapan kau mampir?" ' pffftt -_- hahaha :)

Sekian... Salam

0 komentar:

Posting Komentar

statistics

Bukan pakar, mari sama-sama belajar. Pun bukan ahli, mari saling berbagi | Melangit dan Membumi

Diberdayakan oleh Blogger.

Contact