Untuk seseorang yang nanti kulihat kali pertama saat membuka mata.
Seseorang yang setiap hari akan mendengarkan suara berisikku.
Seseorang yang tahan dengan omelan karena aku tak suka melihat handuk diletakkan sembarangan — berantakan.
Aku selalu suka menuliskan ini dan cerita kita nanti.
Aku menyukai pagi hari, menyiapkan sarapan sambil bertanya, "Kamu mau dibikinin apa? Nasi goreng atau roti saja?"
Saat malam, aku akan membantumu menyiapkan baju mana yang akan kamu pakai untuk kerja keesokan harinya.
Dan ini, aku selalu suka saat akhir pekan tiba.
Kita di rumah saja, ya. Menonton televisi. Ah! atau keluar juga boleh, kita ke toko buku membeli tambahan buku untuk mengisi rak-rak buku kita.
Bagaimana kalau kita membuat pisang goreng? Aku akan menggorengnya dan kamu yang membuat adonannya.
Sebelum hari semakin siang, kita akan membersihkan tempat tinggal kita berdua. Kita berbagi tugas, kamu mencabut rumput liar di luar dan membersihkan halaman, sementara aku membersihkan bagian dalamnya.
Lalu apalagi? Oh iya!
Bukankah sudah waktunya mencuci motor yang kamu pakai sehari-hari? Sini, aku temani.
Aku senang menemanimu sambil mendengarkan kamu bercerita ada busi, aki dan oli yang harus diganti bulan ini.
Aku yang tak tahu apa-apa hanya bisa tertawa sambil berkata, "Ya diganti saja."
Mungkin kita akan berbeda pendapat sesekali. Kamu begitu keras kepala, agaknya aku yang memang harus banyak mengalah, tapi tak apa. Karena tak ada kehidupan yang sempurna.
Jika aku terlalu sering marah, tegurlah dengan kasih dan ramah.
Aku akan berubah menjadi lebih baik lagi. Sini, kait kelingking. Aku janji.
Satu sama lain kita akan belajar saling memantaskan diri.
Sebab aku ingin menjadi rumah, tempatmu mengarahkan tujuan.
Aku ingin menjadi rumah tempatmu kembali pulang, bukan sekadar tempat singgah saat kamu merasa lelah.
Aku ingin menjadi rumah yang bahagia, sebab di sanalah kita dan kisah-kisah indah lainnya.
-2018-